HUT RI ke 80
Sosok Siti Salsabila Pembawa Baki di Karebosi Makassar, Gadis Asal Pulau Terluar Pangkep
Siti Salsabila, gadis asal pulau terluar Pangkep, jadi pembawa baki di Karebosi. Demi pendidikan, ia tempuh laut dan tinggalkan sang ibu di pulau.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Siti Salsabila (16), siswi SMK 4 Makassar, dipercaya sebagai pembawa baki bendera merah putih pada upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Karebosi, Jl Jenderal Ahmad Yani, Minggu (17/8/2025).
Siti, satu dari 70 anggota Paskibra Kota Makassar, telah dikukuhkan pada 15 Agustus.
Ia masih belum percaya terpilih membawa baki, simbol kepercayaan besar dalam prosesi sakral kemerdekaan.
Untungnya, pengibaran bendera berjalan lancar.
Siti mengaku sempat gugup, bahkan detak jantungnya terasa lebih cepat dari biasanya.
“Saya masih tidak percaya sampai detik ini, tapi alhamdulillah kami semua bisa menyelesaikan tugas dengan baik,” ucapnya usai upacara.
Siti lahir dan tumbuh di Pulau Dewakang Lompo, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep.
Pulau kecil berpenduduk sekitar 1.102 jiwa dengan luas 2,95 kilometer persegi.
Baca juga: Sosok Andi Nurul Pembawa Baki di Sinjai, Siswi SMAN 13 Cita-cita Masuk IPDN
Ia merasakan langsung keterbatasan hidup di wilayah kepulauan.
Namun semangatnya tak surut.
Demi pendidikan, Siti rela menumpang di rumah keluarga di Makassar dan meninggalkan ibunya di pulau.
Sekarang ia tinggal di Jl Barukang.
Perjalanan dari pulau ke Makassar memakan waktu sekitar 8 jam, bisa sampai 10 jam jika cuaca buruk.
Gadis kelahiran 10 November 2009 ini bercita-cita menjadi Polwan.
Menurutnya, bergabung dengan Paskibraka adalah langkah awal mewujudkan mimpi itu.
Karakter, kedisiplinan, dan jiwa nasionalis terlatih lewat organisasi ini.
Ia harus bersaing dengan ribuan pelajar di Makassar. Latihannya pun berat.
Setiap hari ia berdiri tegap di bawah terik matahari.
Selama lebih dari 40 hari, ia dan rekan-rekannya berlatih dari pukul 07.00 hingga 17.00 Wita, dengan jeda istirahat.
Sebagai pembawa baki, tantangannya berbeda.
Saat latihan, baki berisi batu seberat sekitar 1 kilogram.
Fisik dan mental diuji habis-habisan.
“Yang paling berat kalau kita dihukum, tapi hukuman-hukuman ini yang membentuk kita jadi disiplin,” tuturnya.
Di balik semua itu, Siti tetap bangga.
Ini tahun ketiga ia bergabung dalam tim Paskibraka Kota Makassar.
“Sudah pernah ada pengalaman sebelumnya. Tahun ini alhamdulillah dipercayakan bawa baki,” tuturnya.
Husmawati Tempuh Jalur Laut Demi Saksikan Momen Buah Hati
Hj Husmawati (53), ibu Siti Salsabila, tak ingin melewatkan momen penting anaknya.
Ia bangga dan haru melihat Siti menjalankan tugas mulia.
“Sasa itu selalu minta didoakan, selalu cerita kalau ada hal dia mau, termasukmi ini waktu mau daftar paskib,” ujarnya.
Husmawati sudah sepekan meninggalkan Pulau Dewakang Lompo demi menyaksikan detik-detik anaknya tampil di Karebosi.
Sehari-hari, Husmawati adalah ibu rumah tangga.
Ia memiliki kios di Pulau Dewakang Lompo sebagai penopang ekonomi keluarga.
Ia menjalankan peran ganda sebagai ibu sekaligus kepala keluarga.
Suaminya meninggal saat Siti berusia 3 tahun.
Siti adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara.
Kata Husmawati, Siti punya mimpi besar.
Ia selalu mendukung keinginan anaknya.
“Dari kecil cita-citanya jadi Polwan, makanya dia suka potongan rambut pendek seperti polwan,” beber Husmawati. (*)
Kesan Munafri Pertama Kali Jadi Inspektur Upacara HUT RI, Supratman Baca Teks Proklamasi |
![]() |
---|
HUT RI di UMI, Prof Hambali Ajak Civitas Akademika Bangun Peradaban |
![]() |
---|
Andi Sudirman Pimpin Pengibaran Bendera, Hadir Nurdin Abdullah hingga Nurdin Halid |
![]() |
---|
Apa Isi Goodie Bag Upacara HUT ke-80 RI di Rujab Gubernur Sulsel? |
![]() |
---|
3 Jam Menunggu Arifuddin Rela Tak Mengojek Demi Saksikan Upacara HUT RI di Sinjai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.