Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengusaha Apotek di Bulukumba Khawatir Berdirinya Koperasi Merah Putih, Alasannya?

Rencananya pemerintah pusat akan mendirikan apotek di setiap desa melalui Koperasi Merah Putih yang membuat pengusaha apotek resah.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Alfian
Istimewa/Apotek Syafiq
APOTEK KOPDES - Apotek Syafiq di Desa Bontomanai, Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba. Para pengusaha apotek berharap agar pendirian Apotek Desa dapat dikaji ulang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA - Para pengusaha apotek di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan mulai khawatir atas kelangsungan usaha mereka.

Pemilik apotek di Bulukumba khawatir jika di setiap desa bakal berdiri apotik.

Rencananya pemerintah pusat akan mendirikan apotek di setiap desa melalui Koperasi Merah Putih.

"Sejak ada wacana itu, kami pengusaha apotik di daerah mulai khawatir karena dengan adanya apotik di setiap desa dibawah naungan Koperasi Merah Putih berpengaruh pada usaha kami," jelas Muhlis Uno, pengusaha Apotik Syafiq di Desa Bulolohe, Kecamatan Rilau Ale, Rabu (13/8/2025).

Ia mengungkap pengusaha apotek akan mengalami penurunan omzet.

Diprediksi jika di setiap desa ada apotek maka apotik di Bulukumba saat ini akan mengalami penurunan pendapatan.

Padahal dari usaha itu mereka hidup dan memberdayakan masyarakat selama ini.

Atas rencana pendirian apotek desa, para pengusaha meminta pemerintah pusat melakukan kajian terhadap program tersebut.

Ditambahkan oleh pengusaha apotek lainnya di Bulukumba, Nur Afni berharap agar pemerintah dapat mengkali kembali rencana program itu.

"Kita berharap pemerintah dapat mengkaji ulang rencana itu dan mencarikan solusi agar usaha kami di daerah tidak mati," katanya.

Baca juga: Kadin Sulsel Yakin 80 Ribu Koperasi Merah Putih Jadi Motor Ekonomi Daerah

Ia menjelaskan bahwa usaha apotek tersebut juga sedang mempekerjakan masyarakat.

Sebagian karyawan yang direkrut juga berasal dari masyarakat desa.

Jika terjadi penurunan omzet maka jelas ada pengurangan tenaga kerja.

Apotek Desa di bawah naungan Koperasi Merah Putih ini bisa berdampak pada pengusaha apotek yang selama ini eksis dan muncul pengangguran baru jika karyawan dikurangi karena omzet menurun.

Ia berharap agar apotek yang sudah berdiri saat ini tidak dimatikan dengan munculnya apotik desa dibawah naungan Koperasi Merah Putih.

Usaha Koperasi Merah Putih Apotek Desa adalah bagian dari inisiatif pemerintah untuk menyediakan layanan kesehatan dasar dan meningkatkan perekonomian di desa-desa melalui koperasi.

Koperasi ini akan mengelola apotek desa sebagai unit usaha, menyediakan obat-obatan dan layanan farmasi lainnya, serta mendukung program kesehatan lainnya di desa.

Program Koperasi Merah Putih bertujuan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat desa dan meningkatkan pendapatan desa melalui berbagai unit usaha, termasuk apotek.

Apotek desa yang dikelola oleh Koperasi Merah Putih akan menjadi pusat penyediaan obat-obatan dan layanan farmasi lainnya bagi masyarakat desa.

Program ini diharapkan dapat memperkuat integrasi pelayanan dasar di desa, meningkatkan pendapatan desa, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal berbasis desa.

Apotek desa akan menerapkan skema konsinyasi dalam pasokan obat, bukan pembelian putus, mirip dengan praktik di rumah sakit.

Apotek desa diharapkan dapat menjual obat-obatan dengan harga yang lebih murah, sekitar 10 hingga 20 persen lebih rendah dari harga di ritel modern.

Pemerintah menyediakan anggaran untuk pembangunan gedung apotek dan klinik desa baru, serta perbaikan fasilitas yang sudah

Koperasi Desa Merah Putih juga menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk Bio Farma, untuk penyediaan obat-obatan.

Di Kabupaten Bulukumba telah terbentuk Koperasi Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan dengan jumlah 109 desa dan 27 kelurahan. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved