Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pejabat Pemkot Makassar

Sosok Thahir Rasyid, Birokrat Senior dan Inovator Pelayanan Publik Pemkot Makassar

Rekam jejaknya panjang, prestasinya konkret, dan dedikasinya dalam pemerintahan tak diragukan.

|
Editor: Saldy Irawan
dok.Camat Panakkukang Makassar
Muh. Thahir Rasyid, mantan Camat Panakkukang Kota Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Di tengah dinamika rotasi jabatan di lingkup Pemerintah Kota Makassar, nama Muh Thahir Rasyid, S.IP tetap menjadi figur yang patut dikenang dalam deretan birokrat berpengaruh.

Rekam jejaknya panjang, prestasinya konkret, dan dedikasinya dalam pemerintahan tak diragukan.

Lahir di Bulukumba pada 2 Januari 1970, Thahir merupakan alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).

Latar belakang akademik ini menjadi pondasi yang kuat dalam membentuknya sebagai aparatur sipil negara yang berintegritas.

Kariernya dimulai dari bawah, sebagai Lurah Palantikang. Ia kemudian dipercaya menjadi Sekcam Tompobulu (Kab. Gowa), Kasubag Administrasi Umum di Inspektorat Kota Makassar, lalu naik sebagai Inspektur Pembantu Bidang Keuangan dan Kekayaan. Kepemimpinannya diuji saat menjabat sebagai Camat Makassar dan terakhir Camat Panakukang dua kecamatan strategis di jantung Kota Makassar.

Selama bertugas, Thahir dikenal sebagai birokrat yang humanis, komunikatif, dan inovatif.

Salah satu gebrakannya yang mendapat apresiasi luas adalah program Smart Antrian layanan publik berbasis antrean digital yang mempercepat dan mempermudah pelayanan masyarakat di kantor kecamatan.

Atas inovasinya itu, pada tahun 2015 Thahir dinobatkan sebagai Camat Terbaik se-Kota Makassar dan menerima penghargaan Reward Standard Pelayanan Publik.

Di luar kinerjanya yang cemerlang, Thahir juga pernah terlibat dalam dinamika politik lokal, terutama saat Pilwalkot Makassar 2020.

Ia secara terbuka menyatakan dukungan kepada pasangan Munafri Arifuddin – Rachmatika Dewi.

Keputusan ini membuatnya harus menerima konsekuensi administratif di masa kepemimpinan sebelumnya.

Namun, posisinya sebagai birokrat profesional tetap ia pegang teguh.

Yang menarik, Thahir merupakan bagian dari jaringan birokrat yang sama dengan dua figur lain Syamsul Bahri (Panjul) dan Fadli Wellang yang juga alumni STPDN dan pernah bersama-sama memimpin kecamatan di Makassar.

Ketiganya sempat tersingkir dari jabatan struktural pada masa lalu, namun tetap menjadi sosok yang dikenal karena rekam jejak dan kapasitas mereka.

Kini, meski tidak lagi berada di garis depan birokrasi, nama Thahir Rasyid tetap melekat sebagai teladan aparatur pemerintahan yang telah memberi kontribusi nyata bagi Kota Makassar.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved