Sudah Sukses, Masih Kompak! 5 Sahabat Alumni Biologi Unhas Ini Bikin Iri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Persahabatan lima sahabat ini telah terjalin sejak kuliah tahun 2000 dan tetap langgeng hingga kini.

Mereka adalah Niar, Ima, Muti, Ina, dan Ika. Lima sahabat yang kini tinggal di lokasi berbeda. 

Niar, Muti, Ina, dan Ima menetap di Makassar. 

Sementara Ika tinggal di Tangerang dan sedang menempuh studi S3 di Universitas Indonesia.

Berawal dari pertemuan rutin sebagai mahasiswa seangkatan dan sejurusan Biologi Universitas Hasanuddin.

Kelimanya kini meniti jalan masing-masing, namun tetap menjaga komunikasi dan rasa saling memiliki.

“Awalnya kami sering ketemu karena seangkatan dan sejurusan. Dari situlah suka duka selama kuliah kami jalani bersama. Seiring berjalannya waktu hubungan kami semakin kuat,” kata Niar, Rabu (30/7/2025).

Baca juga: Dulu Penumpang dan Supir, Intip Kisah Ramsal dan Lukman Duo Sahabat di Luwu Utara

Bagi Niar, persahabatan bukan tentang harus bertemu setiap hari.

Tapi saling hadir secara fisik maupun emosional.

“Yang penting komunikasi tetap terjalin. Kami terakhir ketemu bulan lalu,” tambahnya.

Dua puluh lima tahun bukan waktu sebentar. Persahabatan ini juga diiringi perjalanan karier membanggakan.

Niar kini menjadi guru mata pelajaran mikrobiologi di Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Makassar. 

Muti berprofesi sebagai dosen Biologi UIN Alauddin Makassar sekaligus Ketua Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) UIN. 

Ia juga telah meraih gelar associate professor.

Ika mengabdi sebagai dosen Fakultas Kedokteran di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta. 

Ina kini fokus menjadi ibu rumah tangga. 

Ima bekerja sebagai laboran Biologi di UNM. 

Ima baru saja menyelesaikan studi S2-nya di bidang Bioteknologi dan dijadwalkan wisuda, Kamis (31/7/2025).

Sementara itu, Ima mengatakan hubungan mereka sudah lebih dari sekadar sahabat.

“Kami sudah seperti saudara. Meski masing-masing sudah berkeluarga, kami tetap jadi tempat berbagi segala hal,” ujarnya.

Hubungan bertahan hingga 25 tahun ini tak lepas dari saling menghargai perbedaan karakter satu sama lain.

“Justru karena beda-beda itu kami saling melengkapi dan bisa bertahan hingga kini,” ujar Ima.

Ima juga berharap, meski tidak dilahirkan dari ibu sama, persaudaraan mereka tetap langgeng.

“Selama ada keterbukaan dan kejujuran yang murni tanpa dibuat-buat, persahabatan ini insyaallah tetap kuat. Tidak perlu hubungan darah untuk jadi saudara,” pungkasnya.

Momen persahabatan ini terasa semakin istimewa karena diperingati tepat di Hari Persahabatan Sedunia, Rabu (30/7/2025).

Hari ini menjadi pengingat bahwa ikatan kuat tidak selalu dibangun atas dasar hubungan darah, tapi bisa tumbuh dari kebersamaan dan ketulusan.(*)