Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kampung Payet Majannang Jadi Sentra Industri Payet di Sulawesi Selatan

Desa Majannang, Maros jadi senta industri payet di Sulawesi Selatan yang juga menopang ekonomi warga dan dorong pariwisata berbasis kerajinan.

Kampung Payet Majannang Jadi Sentra Industri Payet di Sulawesi Selatan - Desa-Majannang-1.jpg
Tribun Timur
KAMPUNG PAYET - Detail motif payet pada kain biru hasil kerajinan payet warga Desa Majannang, Maros, Sulawesi Selatan.
Kampung Payet Majannang Jadi Sentra Industri Payet di Sulawesi Selatan - Kampung-Payet-Majannang-2.jpg
Tribun Timur
KAMPUNG PAYET - Potret tangan terampil para pengrajin payet Desa Majannang saat menuyun manik-manik busana adat.
Kampung Payet Majannang Jadi Sentra Industri Payet di Sulawesi Selatan - Desa-Majannang-3.jpg
Tribun Timur
KAMPUNG PAYET - Aktifitas para pengrajin di teras rumah mereka yang juga difungsikan sebagai studi kerja industri payet di Desa Majannang, Maros.
Kampung Payet Majannang Jadi Sentra Industri Payet di Sulawesi Selatan - Kampung-Payet-Majannang-4.jpg
Tribun Timur
KAMPUNG PAYET - Detail motif pada payet busana adat.

TRIBUN-TIMUR.COM – Sulawesi Selatan dikenal sebagai provinsi dengan kekayaan budaya, alam, dan kerajinan tradisional yang melimpah. 

Di balik keindahan bentang alam dan keberagaman etniknya, tersembunyi potensi besar dari industri kreatif lokal yang menopang kehidupan ribuan keluarga. Salah satu contohnya dapat dijumpai di Desa Majannang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros.

Desa kecil ini menjadi rumah bagi ratusan ibu rumah tangga yang menggantungkan harapan hidupnya pada kerajinan payet, seni menyulam manik-manik pada kain yang menjelma menjadi karya fesyen penuh nilai estetika. 

Dari rumah-rumah sederhana, lahir karya-karya eksklusif yang menghiasi baju pesta, busana pengantin, hingga pakaian adat Sulsel yang dikenal megah.

Kabupaten Maros sendiri kini berada di posisi ketiga sebaran pelaku ekonomi kreatif terbanyak di Sulawesi Selatan, setelah Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. 

Ini menunjukkan bahwa Maros bukan sekadar daerah penyangga ibu kota provinsi, tetapi juga titik penting dalam peta industri kreatif Sulsel.

Kampung Payet Majannang, Ikon Ekonomi Lokal yang Berbasis Tradisi

Di Majannang, lebih dari 80 persen ibu rumah tangga terlibat langsung dalam usaha pemasangan payet. Menariknya, rumah-rumah warga tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai ruang produksi, menjadikannya bagian dari industri rumahan yang produktif.

Proses menyulam payet bukanlah pekerjaan sederhana. Dibutuhkan ketelitian tinggi dan kesabaran dalam merangkai butiran payet satu per satu. Untuk satu potong busana dengan motif sederhana saja, dibutuhkan waktu 3 hingga 4 hari pengerjaan. Motif kompleks bahkan bisa memakan waktu hingga seminggu.

Harga jasa payet yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp150.000 untuk motif ringan, hingga Rp1.000.000 untuk pola yang rumit. Bahkan, satu set baju adat berpayet penuh bisa dihargai hingga Rp6.000.000.

Para pengrajin kini mulai adaptif dengan teknologi. Produk-produk mereka dipasarkan lewat media sosial seperti Instagram dan Facebook bahkan ada yang sudah menerima pesanan dari luar Sulawesi. 

Pemerintah desa dan lembaga pemberdayaan juga aktif mendukung promosi melalui pameran UMKM tingkat kabupaten hingga nasional.

Tak hanya itu, edukasi bagi generasi muda juga digalakkan. Anak-anak usia sekolah dasar sudah diajarkan dasar-dasar menyulam, sebagai langkah pelestarian budaya sekaligus regenerasi pelaku industri kreatif masa depan.

Tangan-tangan terampil para pemayet di sini bukan sekedar menyulam benang dan payet tetapi pewarisan nilai-nilai tradisi. Harapannya, kerajinan payet dari Maros bisa menjadi ikon Sulawesi Selatan.

Potensi Wisata Industri yang Layak Dikembangkan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved