Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Omzet Usaha Kuliner Menurun di Makassar Imbas Naiknya Harga Beras

Harga beras di Makassar untuk jenis medium Rp75 ribu–Rp80 ribu per karung, kini naik jadi Rp90 ribu–Rp100 ribu.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
USAHA KULINER - Suasana Keramaian saat warga sarapan di Kedai Pak Bur, Jalan Poros BTP Blok M9/18, Minggu (27/4). Kedai ini menawarkan berbagai sajian khas Sulawesi yang menggoda, dengan Bubur Manado sebagai andalan utamanya. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kenaikan harga beras turut dirasakan pengusaha kuliner di Kota Makassar

Salah satunya, Kedai Pak Bur yang berlokasi di Jalan Poros BTP Blok M9/18, Kecamatan Tamalanrea.

Kedai ini menawarkan berbagai menu seperti sop ubi, bubur kacang ijo, gado-gado. 

Bubur Manado dan bubur ayam jadi menu andalan, bahan utamanya dari beras

Owner Kedai Pak Bur, Fakra Rauf menyampaikan, kenaikan harga beras sudah pasti sangat terasa bagi pelaku usaha kuliner, khususnya yang menggunakan beras sebagai bahan  baku. 

Kata Fakra, biasanya beras yang ia beli seharga Rp385 ribu per karung, kini sudah mencapai Rp395 ribu. 

"Ada kenaikan harga beras memang Rp15 ribu per karung," ungkap Fakra kepada Tribun Timur, Kamis (24/7/2025). 

Kendati beras mengalami kenaikan, namun Kedai Pak Bur tetap menjual bubur sesuai harga yang ada. 

Baca juga: 747.500 Kg Bantuan Beras CPP untuk 37 Ribu Keluarga di Luwu

Kedai Pak Bur juga tidak mengurangi porsi sajiannya, semuanya tetap sama. 

Kenaikan harga beras memang telah diantisipasi sejak awal. 

Mereka mengkalkulasi potensi kenaikan bahan baku setiap tahunnya sebelum menetapkan harga menu. 

"Pasti ada dampaknya, tapi kita nda turunin harga karena harga menu sudah diatur untuk satu tahun," benernya. 

Dalam sehari, Kedai Pak Bur mengolah 8 kilo beras dengan takaran 150 porsi. 

Rata-rata pendapatan setiap harinya hampir sama kata Fakra, yang membedakan hanya di keuntungan. 

"Takaran per porsi tetap sama, harga sama, karena kita jaga kepercayaan pelanggan. Cuman dari sisi keuntungan kami memang yang membedakan," katanya. 

Ia berharap harga dan pasokan beras bisa normal kembali agar masyarakat, termasuk pengusaha kuliner bisa kembali lega. 

Apalagi kenaikan bahan pokok bukan hanya beras, tetapi juga komoditi lain seperti bawang, telur, hingga tomat.

Penjual nasi campur juga merasakan hal sama.

Baca juga: Harga Beras di Takalar Tembus Rp15 ribu Per Kilo, Pedagang Ngeluh Sepi Pembeli

Sukma, penjual nasi campur di Jl Aroepala, Kecamatan Rappocini meresahkan kenaikan harga beras

Katanya, ia harus menaikkan harga makanan per porsi agar bisa mempertahankan keuntungan. 

Biasanya, harga nasi campur dijual Rp15 ribu per porsi kini dijual Rp16 ribu. 

"Kadang harga lauknya juga saya kasi naik kalau ada yang mau beli atau bungkus lauk, begitu mami supaya bisa tutupi pengeluaran. Tidak untung seberapa juga kita," keluhnya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved