Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Komunitas

Bincang Komunitas Tribun Timur : Memanusiakan Manusia Melalui Keterampilan dan Kemandirian

Bincang komunitas Tribun Timur mengangkat tema memanusiakan manusia melalui keterampilan dan kemandirian

Tangkap Layar
Bincang komunitas Tribun Timur mengangkat tema memanusiakan manusia melalui keterampilan dan kemandirian (Pemerhati Kusta), Kamis 24 Juli 2025. Hadir sebagai narasumber Hariyadi gunawan.s.pd (ketua lembaga peduli disabilitas inklusif), Mursalim (koordinator divisi bidang tenaga kerja lembaga disabilitas inklusif) dan Eka Darmawansyah (penasehat lembaga peduli disabilitas inklusif). 

TRIBUN-TIMUR. COM - Bincang komunitas Tribun Timur mengangkat tema memanusiakan manusia melalui keterampilan dan kemandirian (Pemerhati Kusta), Kamis 24 Juli 2025. 

Hadir sebagai narasumber Hariyadi gunawan.s.pd (ketua lembaga peduli disabilitas inklusif), Mursalim (koordinator divisi bidang tenaga kerja lembaga disabilitas inklusif) dan Eka Darmawansyah (penasehat lembaga peduli disabilitas inklusif).

Bincang komunitas dipandu pembawa acara Fiorena Jieretno.

Tanya jawab

 Boleh dijelaskan secara singkat tujuan utama dari LPDI ini?

Pak Haryadi: LPDI ini dibentuk untuk membantu orang-orang yang pernah mengalami kusta (OPMK) agar bisa mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan diterima oleh masyarakat. Kami juga ingin mengubah mindset masyarakat bahwa kusta bukan lagi penyakit menular dan mereka yang pernah mengalaminya tetap manusia utuh yang punya hak hidup layak, termasuk pendidikan dan pekerjaan.

Sejak kapan LPDI ini mulai beroperasi?

Pak Haryadi: Kami mulai berjalan sekitar dua tahun lalu. Awalnya kami melakukan riset dan monitoring di lokasi, dan kami melihat bahwa teman-teman OPMK ini punya keahlian, tapi kurang kepercayaan diri dan tidak ada yang mendorong mereka untuk bangkit. Dari situlah kami mulai membentuk program-program pemberdayaan.

Apa bentuk konkret dari kerja sama LPDI sejauh ini?

Pak Haryadi: Kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, terutama SKB Ujung Pandang dan PKBM Merah Putih, untuk menyelenggarakan pendidikan kesetaraan. Sudah dua kali kami menyelenggarakan Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK), dan hasilnya ada yang lolos P3K. Kami juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Tajuddin Halid dan Rumah Sakit Haji untuk mempekerjakan teman-teman OPMK.

Bagaimana peran Anda dalam LPDI, dan mengapa penting bagi OPMK memiliki keterampilan dan kemandirian?

Pak Eka: Saya sangat tertarik dengan LPDI karena lembaga ini tulus membantu tanpa pamrih. Saya pribadi sebagai Ketua Umum di PKPM Sulsel melihat bahwa banyak saudara kita yang mengalami kusta itu tidak bisa melanjutkan sekolah karena kondisi sosial dan ekonomi. Maka, penting bagi mereka untuk memiliki keterampilan agar bisa hidup mandiri dan tidak terus-menerus bergantung pada belas kasih.

Apakah ada harapan yang ingin disampaikan kepada pemerintah?

Pak Eka: Tentu. Saya berharap pemerintah kota Makassar dan lembaga-lembaga terkait dapat memberi ruang bagi LPDI dan mendukung program-program kami. LPDI adalah lembaga sosial yang bekerja dari hati, bukan karena imbalan.

Pak Mursalim, Anda selaku koordinator ketenagakerjaan. Pelatihan apa saja yang sudah diberikan kepada OPMK sejauh ini?

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved