Siapa Punya Perusahaan Penggiling Padi Untung Rp2 Triliun Diancam Presiden Prabowo Subianto
Presiden Prabowo Subianto blak-blakan membongkar soal penggiling padi untung sampai Rp2 trilun per bulan.
"Ya saya gunakan sumber hukum ini. Saya katakan saya akan sita penggilingan-penggilingan padi itu. Saya akan sita dan akan saya serahkan kepada koperasi untuk dijalankan. Dan saya tidak salah, saya benar. Karena mereka mencari keuntungan yang luar biasa," jelasnya.
Selain masalah penggiling padi nakal, Prabowo mengaku juga menerima laporan mengenai adanya 'permainan' dalam penjualan beras premium. Ia mengungkapkan ada beras biasa yang diberi stempel sebagai beras premium dan dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk itu, Prabowo telah menugaskan pihak yang berwenang untuk memulai pengusutan praktik tak bertanggung jawab tersebut.
"Ini kan penipuan. Ini pidana. Saya minta Jaksa Agung dan Kapolri usut dan tindak. Ini pidana. Dan saya dapat laporan kerugian yang dialami oleh ekonomi Indonesia, Rp100 triliun tiap tahun," kata Prabowo.
"Menteri Keuangan, kita setengah mati cari uang. Setengah mati. (Dari) Pajak ini-lah, biaya cukai ini-lah dan sebagainya. Rp100 triliun kita rugi tiap tahun, dinikmati oleh hanya 4-5 kelompok usaha," tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan mengaku menemukan sebanyak 212 merek beras yang produknya tidak sesuai standar atau berisi beras oplosan. 212 merek itu ditemukan tak sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap salah satu modusnya, yakni pencantuman label yang tidak sesuai dengan kualitas beras sebenarnya atau sering disebut oplosan.
Amran mencontohkan, sebanyak 86 persen dari produk yang diperiksa mengklaim sebagai beras premium atau medium, padahal hanya beras biasa. Ada pula modus pelanggaran yang mencakup ketidaksesuaian berat kemasan, di mana tertulis 5 kilogram (kg) namun hanya berisi 4,5 kg.
"Artinya, beda 1 kg bisa selisih Rp2.000-3.000/kg. Gampangnya, misalnya emas ditulis 24 karat, tetapi sesungguhnya 18 karat. Ini kan merugikan masyarakat Indonesia," kata Amran di Makassar, Sabtu (12/7).
Akibat praktik kecurangan itu menurut Amran, kerugian yang diderita masyarakat tak tanggung-tanggung. Nilainya ditaksir mencapai Rp99,35 triliun setiap tahun. "Selisih harga dari klaim palsu ini bisa mencapai Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Jika dikalikan dengan volume nasional, potensi kerugian masyarakat bisa mencapai hampir Rp100 triliun," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa praktik semacam ini bukan kali pertama terjadi.
"Ini terjadi setiap tahun. Kalau kita akumulasi dalam 10 tahun, nilainya bisa tembus Rp 1.000 triliun," ungkap Amran.
Amran sudah melaporkan temuan itu ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk diproses lebih lanjut.
"Semuanya ini yang 212 merek kami sudah kirim ke pak Kapolri, kemudian Satgas Pangan, dan pak Jaksa Agung. Mudah-mudahan ini diproses cepat," katanya.
Amran mengaku juga sudah menerima laporan bahwa pemeriksaan terhadap 212 merek tersebut sudah dimulai pada Kamis (10/7).
"Ada 10 perusahaan terbesar yang sudah dipanggil oleh Bareskrim, Satgas Pangan," imbuhnya.
Ia pun berharap perusahaan di balik merek-merek itu bisa ditindak tegas karena merugikan masyarakat.(tribun network/igm/dod)
Profil Angga Raka Prabowo Kader Gerindra Rangkap Tiga Jabatan, Punya Harta Rp33 M di Usia 36 Tahun |
![]() |
---|
Kenapa Rocky Gerung Kritik Keras Presiden Prabowo Gara-gara Tunjuk M Qodari KSP? Singgung 3 Periode |
![]() |
---|
Ingat Pengawal Pribadi Presiden Prabowo Kapten Dali? Kini Pimpin Pasukan Elite Kopassus |
![]() |
---|
Puteri Komarudin Gagal Gantikan Dito, Prabowo Kurangi Jatah Menteri Golkar Kabinet Merah Putih |
![]() |
---|
Jejak Karir Letjen Purn AM Putranto Dulu Asisten Khusus Prabowo Kini Diberhentikan dari Jabatannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.