RSUP Makassar Kawasan CPI Sukses Operasi Bedah Jantung Terbuka Pasien Asal Enrekang

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Senang (64) warga Kabupaten Enrekang, sukses menjalani operasi bedah jantung terbuka di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Makassar Kawasan Centre Point of Indonesia (CPI).

Kondisi pasien yang sehari-hari bekerja sebagai petani bawang itu pun mulai membaik, Sabtu (19/7/2025).

Operasi yang berkolaborasi RSUP Makassar Kawasan CPI dengan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo dan Perhimpunan Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular Indonesia (HBTKVI) tersebut dilakukan pada Sabtu (12/7/2025).

Rasa sakit Senang dirasakan lima tahun lalu, dan setahun terakhir terasa nyeri dada tembus sampai ke punggung. 

Akhirnya, Senang dirujuk ke Makassar karena memiliki rumah sakit dengan fasilitas dan SDM yang mumpuni 

Megawati Ahmad (29), anak dari Senang menceritakan, setelah menjalani pemeriksaan, sang ayah dijadwalkan untuk operasi bypass. 

“Bapak dirujuk ke sini (RSUP Makassar Kawasan CPI). Dokter bilang bapak yang pertama akan menjalani operasi di sini,” cerita Megawati, di RSUP Makassar Kawasan CPI, Sabtu (19/7/2025).

Megawati mengaku bersyukur, kondisi sang ayah berangsur membaik setelah menjalani operasi.

“Alhamdulillah, saya tanya bapak bagaimana rasanya. Katanya nyeri dada sudah tidak ada, beliau sudah bisa latihan jalan,” tambahnya.

Megawati memuji fasilitas dan pelayanan yang diberikan RSUP Makassar Kawasan CPI yang sangat profesional.

Ia juga memuji rumah sakit yang memiliki view sangat indah, sehingga tidak ada kesan horor.

“Perawat-perawatnya tidak seperti orang asing, seperti keluarga sendiri. Rumah sakitnya juga tidak menyeramkan sama sekali,” tambahnya.

Diketahui, seluruh biaya perawatan Senang ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Dokter Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular RSUP Makassar, Dr. Shiddiq Wiratama, M.Ked.Klin, Sp.BTKV, menjelaskan pasien Senang mengalami penyempitan pada tiga pembuluh darah koroner. 

Nyeri dada yang dialami pasien bersifat tipikal, yakni terasa di dada kiri dan menjalar ke bahu, punggung, hingga lengan. 

Gejala tersebut muncul terutama saat pasien beraktivitas, karena jantung tidak mampu menyuplai oksigen secara optimal akibat gangguan pada pembuluh koroner.

“Dari hasil pemeriksaan, penyempitan ditemukan pada tiga pembuluh darah, termasuk cabang utama arteri koroner kiri, yang kondisinya cukup berat. Maka diputuskan untuk dilakukan tindakan operasi bedah jantung terbuka secara emergensi, yaitu Coronary Artery Bypass Graft (CABG),” kelasnya.

Operasi ini berlangsung sekitar 4 hingga 5 jam dan berjalan dengan lancar. 

Seluruh tindakan dilakukan oleh tim terpadu yang terdiri dari dokter bedah jantung, dokter spesialis jantung, tim anestesi, serta tim perawat.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Firman, Sp.JP, FIHA, menambahkan bahwa proses penanganan pasien penyakit jantung dimulai dari konsultasi awal dengan dokter jantung.

Biasanya, kata dia, pasien operasi jantung datang lebih dulu ke dokter jantung untuk pemeriksaan awal. 

“Kebetulan pasien laki-laki berusia 64 tahun datang ke RS Wahidin dengan keluhan nyeri dada hilang timbul yang sudah dirasakan selama kurang lebih empat tahun, dan semakin memburuk dalam satu tahun terakhir,” ujarnya.

Pasien Senang sebelumnya menjalani pengobatan rutin di Enrekang karena memiliki riwayat hipertensi, namun tidak menunjukkan perbaikan signifikan. 

Akhirnya ia memutuskan datang ke Makassar dan menjalani pemeriksaan lanjutan oleh dokter jantung.

Pemeriksaan yang dilakukan mencakup rekaman jantung, CT scan jantung, serta treadmill test. 

“Hasil treadmill test menunjukkan hasil positif, sehingga dilanjutkan dengan kateterisasi jantung sebagai pemeriksaan lanjutan,” jelasnya.