Mogok Sebelum 24 Jam, 4 dari 27 Armada Bus Trans Sulsel Rusak 

Salah satu skenario dipertimbangkan adalah pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, khususnya bagi ASN dan masyarakat umum pada hari-hari tertentu.

Selain itu, pemerintah juga membuka opsi pemberian akses gratis bagi pelajar dari keluarga kurang mampu agar mereka terbiasa menggunakan Trans Sulsel sebagai moda utama.

“Semua kebijakan ini masih dalam tahap perencanaan. Tujuannya menjadikan Trans Sulsel sebagai layanan publik permanen yang mudah diakses, sekaligus mendukung efisiensi dan keberlanjutan transportasi di Sulawesi Selatan,” katanya.

Dua Koridor

Pemprov Sulsel mengalokasikan subsidi Rp16,7 miliar untuk mendukung operasional awal dua koridor Trans Sulsel.

Peluncuran kedua koridor ini di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Senin (14/7).

Koridor pertama melayani rute dari Panakkukang Square, Makassar, hingga ke Pelabuhan Takalar.

Rute ini dilayani 14 unit bus, melewati sejumlah ruas jalan utama, seperti Jl AP Pettarani, Pelita Raya, Sungai Saddang, Gunung Latimojong, Lanto Dg Pasewang, Haji Bau, hingga CPI.

Perjalanan dilanjutkan ke Universitas Ciputra, Masjid 99 Kubah, RS Vertikal Kemenkes, dan berakhir di Takalar. Total ada 105 halte yang disiapkan untuk perjalanan pulang dan pergi.

Koridor kedua difokuskan pada jalur pendidikan dan konektivitas antarmoda.

Rute ini menghubungkan Universitas Hasanuddin Tamalanrea dengan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan berakhir di Terminal Kereta Api Mandai, Kabupaten Maros.

Sementara satu koridor tambahan, yakni koridor tiga, belum dijalankan.

Secara keseluruhan, armada Trans Sulsel terdiri dari 27 bus: 14 bus untuk koridor 1 (13 beroperasi dan 1 cadangan), serta 13 bus untuk koridor 2 (12 beroperasi dan 1 cadangan).

Program ini bagian dari upaya Pemprov meningkatkan akses transportasi publik antarkabupaten/kota di wilayah Mamminasata.

Namun, meski baru beberapa hari beroperasi, sejumlah bus Trans Sulsel sudah mengalami kendala teknis di lapangan.