Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Literasi Ulama

Mengenang AGH. Arif Marzuki

Sebuah kematian yang indah, kala hendak shalat lail atau tahajud sekira pukul 03.00 tiba-tiba sesak lalu diantar ke rumah sakit.

Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM
LITERASI ULAMA - Firdaus Muhammad Pembina Pesantren An-Nahdlah, Dosen UIN Alauddin dan Pengurus MUI Sulsel 

Oleh: Firdaus Muhammad

Pembina Pesantren An-Nahdlah, Dosen UIN Alauddin dan Pengurus MUI Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Perjalanan hidup berakhir sempurna. Kala beranjak tahajud lalu wafat.

Untuk penguatan jiwa seorang dai harus rajin shalat malam, demikian titah Anregurutta Haji (AGH) Muh. Arif Marzuki, Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa Maros Sulsel.

Beliau wafat pada dini hari Kamis 26 Juni 2025 dalam usia 83 tahun.

Sebuah kematian yang indah, kala hendak shalat lail atau tahajud sekira pukul 03.00 tiba-tiba sesak lalu diantar ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke Rumah Sakit, menghembuskan nafas terakhir. Wafat bersamaan dengan tanggal dan bulan wafatnya AGH. Marzuki Hasan, abahnya, wafat 26 Juni 2006.

AGH. Arif Marzuki, dilahirkan di Sinjai Sulsel pada 14 Fabruari 1942. Beliau sosok ulama dan pembaharu pendidikan Islam.

Beliau putra AGH. Ahmad Marzuki Hasan (1917-2006), pendiri Pesantren Darul Istiqamah Maccopa Maros yang disegani karena keilmuan dan akhlaknya.

AGH. Arif Marzuki merupakan pendiri Pesantren Darul Istiqamah Maccopa bersama dengan ayahnya, AGH. Marzuki Hasan pada tahun 1970 di Maros.

Pesantren yang memiliki lahan hampir 70 hektar tersebut eksis hingga kini, setelah AGH. Marzuki Hasan wafat, dilanjutkan oleh AGH. Arif Marzuki sebagai pimpinan hingga wafat. Dimakamkan di Pemakaman Syuhada Maccopa, Maros.

Keteladanan AGH. Arif Marzuki tercermin dari kesehariannya, mendorong santri menghafal al-Qur’an karena memiliki keutamaan sendiri.

Beliau kemudian memberikan tips menghafal al-Qur’an yakni; niat, tekad, merasa butuh dan keyakinan betapa mulianya menghafal al-Qur’an.

Seorang dai akan kesulitan berdakwah jika tidak menghafal al-Quran. Setiap hari beliau membaca al-Qur’an. 

Dikaruniai putra-putri, Mudzakkir Arif, Muzayyin Arif, Mukhlisah Arif dan Mujawwid Arif.

Menurut Mukhlisah Arif, abahnya seorang yang penyayang, dermawan, selalu ingin bersedekah. Tangguh dan bersemangat berdakwah.

Ia menumbuhkan semangatnya melampaui zamannya. Dimana beliau menetap, ia akan menumbuhkan daerah itu, ia hidupkan dengan dakwah Islamiyah, jiwanya amat kuat untuk besarkan dakwah pesantren.

Beliau dikenal penyayang, disiplin, rapih. Selain itu, beliau juga dikenal pribadi penyabar.

Mengajarkan berpikir positif sebagai bagian dari akhlak rasulullah.  Pesantren Darul Istiqamah Maccopa menjadi warisannya yang juga diwarisi dari abahnya.

Membina pesantren dan berkiprah dalam berdakwah jadi jalan hidupnya.

Beliau juga selalu bangun shalat malam. Sejak kecil mewarisi ayahnya, AGH. Marzuki Hasan menghidupkan shalat lail, tahajud.

Tradisi itu dihidupkan di Pesantren Darul Istiqamah sudah seperti shalat wajib karena untuk penguatan jiwa seorang dai harus rajin shalat malam.

Kebiasaan shalat lail inilah menjadi penghujung hayatnya, wafat usai berwudhu untuk shalat lail. AGH. Arif Marzuki memiliki teladan akhlak mulia, istiqamah membaca al-quran, dan shalat lail sampai akhir hayat.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved