Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berita Sulsel

Ini Penyebab Utama Kenapa di Sulsel Banyak Pengangguran

Perlunya sinergi antara Dinas Pendidikan dan Dinas Penanaman Modal/PTSP untuk mendorong investasi dan penciptaan lapangan kerja.

Ist
HEADLINE TRIBUN TIMUR - Jumlah pengangguran di Sulsel meningkat 8.123 orang atau 3,97 persen dibandingkan Februari 2024. Data Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Sulsel tercatat sebanyak 4,82 juta orang. 

Secara keseluruhan, jumlah pengangguran di Indonesia pada 2025 ini tercatat sebanyak 7,28 juta atau setara dengan 4,76 persen.

Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia yang saat ini bekerja sebanyak 145,77 juta orang.

Dari jumlah tersebut, ada 38,67 persen yang bekerja di sektor formal dan 56,57 persen pekerja di sektor informal (termasuk setengah pengangguran).

Saat memberikan materi, Yassierli mengatakan, solusi dari pengangguran harus dilihat dari dua sisi, yaitu ketersediaan tenaga kerja dan permintaan terhadap tenaga kerja.

"Saya tetap melihat bahwa solusi pengangguran itu kita harus melihatnya dari dua sisi, yaitu supply dan demand. Saya bicara demand-nya dulu. Jadi, kondisi global itu adalah sesuatu yang memang kita harus mitigasi, tapi bersamaan dengan itu kondisi dalam negeri harus kita optimalkan," jelas Yassierli.

"Sudah jelas bahwa pemerintah, Pak Presiden, memiliki program prioritas yang menghabiskan sekian ratus triliun. Sepertinya kita masih banyak wait and see," lanjutnya.

Menaker lantas menyinggung soal program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang ditargetkan beroperasi pada 2025 ini.

Presiden Prabowo telah meminta agar 80.000 Kopdes Merah Putih bisa berjalan tahun ini.

Program tersebut, menurutnya, bisa jadi salah satu solusi menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.

Berdasarkan perhitungannya, jika dalam satu Kopdes Merah Putih ada 25 pengelola, maka program itu bisa menciptakan lebih dari 2 juta lapangan baru.

Penyebab sarjana menganggur

Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer tidak menampik banyaknya pengangguran yang berpendidikan sarjana.

Penyebabnya menurut dia, beragam, mulai dari lapangan kerja yang minim, tidak cocok dengan gaji yang ditawarkan perusahaan, hingga kemampuan para sarjana yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

"Pertama mungkin masalah salary. Jadi kan mereka sarjana tetapi ditawarkan gajinya (setara) lulusan SMA. Lalu lokasi (penempatan) dan kebutuhan industri tidak ketemu (dengan keterampilan para sarjana)," ujar Noel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

"Jangan-jangan mereka milih tempat pekerjaannya. Selain milih tempat pekerjaan, juga milih gaji (berapa)," tuturnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved