Agam Rinjani
Kisah Agam Rinjani Bikin Deddy Corbuzier Takjub dan Tak Banyak Kata-kata: Lu Hebat Banget
Deddy Corbuzier tak banyak bicara di hadapan Abdul Haris Agam atau lebih dikenal Agam Rinjani.
"Diusir saya," kata Agam.
"Kenapa?," tanya Deddy.
"Ternyata kampus di sana gak bisa nginap," jawab Agam.
"Oh lu mau nginap?," tanya Deddy lagi.
"Iya numpang tidur," jawab Agam.
"Jadi lu tuh duit Rp10 ribu tuh tidak termasuk penginapan?," tanya Deddy lagi.
"Nda ada. Saya saja dari bandara jalan kaki," ujar Agam.
"Gila lu," timpal Deddy sambil tertawa.
Tukang Cuci Piring di Warung Lalapan
Akhirnya Agam keluar dari kampus.
Agam pun menemukan penjual lalapan.
Ibu penjual lalapan mengira Agam preman.
"(Saya) bilang bu, saya orang baik bu. Ini kartu mahasiswaku. Tapi saya sudah sarjana. Ini KTP ku. Boleh numpang makan saya bu. Saya bantu cuci piring apa," kata Agam menirukan ucapannya kepada ibu penjual lalapan.
Ibu penjual lalapan lantas menatap Agam.
"Bu orang baik saya bu ini," lanjut Agam
Ibu penjual lalapan pun mengizinkan.
"Jadi rajin saya bantu. Cuci piring apalah. Ladeni tamu," kata Agam.
"Dikasih makan saya. Nda usah dibayar uang. Makan saya," lanjut Agam.
Tak hanya makanan, Agam juga diberi rokok oleh ibu penjual lalapan.
"Ow baik dia," timpal Deddy.
"Baik. Rajin saya. Tapi ku bilang kalau di sini terus, jadi penjual lalapan saya ini," kata Agam.
Lagi-lagi Deddy dan seisi ruangan tertawa.
"Gila orang hidup ini ya," kata Deddy.
Agam pun pergi setelah dua malam kerja di warung lalapan.
Naik Gunung Agung Modal Rp50 Ribu
Agam kembali masuk ke kampus Udayana.
"Dia bilang anak-anak iya gak bisa sini tidur. Ketemu lah senior ini. Pernah dia datang ke Makassar. Saya yang temanin," kata Agam.
Sang senior memberikan tempat tinggal dan bahkan meminjamkan motor untuk berkeliling Bali.
"Duit dari mana?," tanya Deddy.
"Dikasih uang saya (oleh senior). Aku ingat, Rp50 ribu (buat beli bensin)," jawab Agam.
Agam pun meminta tolong ke seniornya.
Ia meminjam motor untuk ke Gunung Agung.
Agam memutuskan pergi ke Gunung Agung, membawa peta kertas skala 1:50.000 yang telah ia cetak dari Makassar.
Saat mendaki, ia memposting di Facebook.
Lalu ada anak Jakarta yang melihat postingan Agam di Facebook.
Anak Jakarta itu ingin diantar ke Gunung Agung.
Agampun dibayar Rp600.000.
Dengan uang itu, Agam traktir teman-temannya, membeli kebutuhan seperti tenda, lampu, dan bahkan bersiap pergi ke Lombok meski hanya tersisa Rp20.000.
Agam pun menumpang truk ke Lombok dan bahkan sempat membantu menyetir karena sopir truk kelelahan.
Pengalaman masa kecil di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Makassar, membuatnya terbiasa membawa truk sejak kecil.
"Itu umur kelas 5 SD. Sudah bawa truk saya," kata Agam.
Setibanya di Lombok, ia disuguhi makan dan bahkan diberi uang tambahan oleh sopir truk.
Namun ia memilih melanjutkan perjalanan, berjalan kaki mencari kampus kembali.
*Bersambung (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)
Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Agam Rinjani, Penyelamat Pendaki Asing di Gunung Rinjani |
![]() |
---|
Tak Libatkan Agam Rinjani, SAR Evakuasi Pendaki Belanda Jatuh di Rinjani Pakai Helikopter |
![]() |
---|
Kecemasan Ibu Agam di Makassar, 2 Hari Tak Tidur Menunggu Evakuasi Jenazah Juliana Marins di Rinjani |
![]() |
---|
Cerita Agam Rinjani Jago Kemudikan Truk Sejak Kelas 5 SD, Waktu Kecil Sering di TPA Antang Makassar |
![]() |
---|
Deddy Corbuzier Terdiam Dengar Cerita Agam Rinjani di Warung Lalapan hingga Truk Sampah Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.