HUT Bhayangkara
Adu Kecanggihan Robot Anjing Polri Vs Robot Tempur AI China
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan militer China sama-sama memperkenalkan inovasi canggih berupa robot anjing (robodog) untuk mendukung operasi
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA –Perkembangan teknologi robotika kini menjadi sorotan global, terlebih setelah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan militer China sama-sama memperkenalkan inovasi canggih berupa robot anjing (robodog) untuk mendukung operasional mereka.
Meski sama-sama mengusung bentuk serupa, kedua negara ini menunjukkan pendekatan dan orientasi penggunaan yang sangat berbeda.
Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Bhayangkara yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (1/7/2025), Polri memperkenalkan sederet robot mutakhir hasil pengembangan teknologi terbaru.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah 10 unit robot anjing yang dirancang untuk membantu pelaksanaan tugas kepolisian di medan berisiko tinggi.
Selain robodog, Polri juga memamerkan 10 robot humanoid, 1 robot drone untuk pertanian, 2 robot berbentuk tank, serta robot pendukung lainnya.
Robot-robot ini difokuskan untuk mendukung kegiatan seperti patroli, pengintaian, serta evakuasi dalam situasi berbahaya tanpa melibatkan risiko langsung terhadap personel.
Sebaliknya, militer China menunjukkan pendekatan yang jauh lebih ofensif dan militeristik.
Dalam laporan Tribunnews yang mengutip Newsweek, militer China saat ini tengah mengembangkan robot anjing tempur bertenaga kecerdasan buatan (AI) yang diprediksi akan diterjunkan ke medan perang dalam dua tahun ke depan.
Robot-robot tersebut bahkan telah diuji dalam latihan bersama dengan militer Kamboja.
Salah satu model yang dipamerkan adalah robot anjing buatan Unitree Robotics yang dimodifikasi dan dipersenjatai senapan mesin, serta model lain bernama M-81 yang dilengkapi peluncur granat.
Robot-robot ini mampu bergerak secara mandiri di medan tempur menggunakan sistem AI otonom.
Pakar pertahanan internasional Francis Tusa menyebut bahwa China saat ini melaju sangat cepat dalam pengembangan teknologi militer berbasis AI, bahkan melampaui kecepatan inovasi negara-negara Barat seperti Amerika Serikat.
Tak hanya robot darat, China juga dilaporkan tengah mengembangkan kapal, kapal selam, dan pesawat tempur AI.
Munculnya robot pembunuh ini memicu kekhawatiran komunitas internasional. Direktur Kampanye Senjata dari Human Rights Watch, Steve Goose, menyerukan perlunya kerangka hukum internasional untuk membatasi penggunaan sistem senjata otonom.
“Sayangnya, China nampaknya terus bergerak cepat menuju akuisisi robot pembunuh,” ujarnya.
Sementara itu, pendekatan Polri dinilai lebih adaptif terhadap kebutuhan keamanan dalam negeri dan berorientasi pada keselamatan publik.
Meski belum dipersenjatai, robodog buatan Polri memperlihatkan kesiapan institusi kepolisian dalam menyongsong era digital dan otomatisasi dalam penegakan hukum.
Adu Robot Anjing: Polri Vs Militer China
Tujuan Penggunaan
Polri: Mendukung tugas kepolisian, khususnya di medan berisiko tinggi
China: Digunakan dalam operasi militer sebagai robot pembunuh
Jumlah
Polri: Dipamerkan 10 unit robodog (dari total 25 robot canggih yang ditampilkan)
China: Tidak disebutkan pasti, tetapi dipamerkan saat latihan militer bersama Kamboja dan Rusia
Kapasitas Senjata
Polri: Tidak dilengkapi senjata, bersifat pendukung dan pengintaian
China: Dilengkapi senapan mesin, peluncur granat (contoh: robot M-81)
Kecerdasan Buatan (AI)
Polri: Tidak dijelaskan secara spesifik terkait AI mandiri
China: Menggunakan AI otonom, dikembangkan untuk bisa bertindak tanpa kendali manusia
Peran dalam Operasi
Polri: Membantu polisi dalam patroli, pengawasan, dan mitigasi risiko lapangan China: Diterjunkan langsung dalam pertempuran sebagai “robot pembunuh”
Produsen
Polri: Tidak disebutkan; kemungkinan buatan dalam negeri atau mitra teknologi asing
China: Unitree Robotics (China), dimodifikasi untuk militer
Penampilan Publik
Polri: Ditampilkan dalam acara seremonial terbuka (HUT Polri ke-79 di Monas) China: Diperlihatkan dalam demonstrasi militer tertutup atau terbatas
Tujuan Strategis
Polri: Transformasi teknologi kepolisian dan modernisasi alat
China: Dominasi militer AI global dan penggantian peran tentara manusia
Kritik dan Etika
Polri: Belum ada sorotan besar
China: Mendapat kritik dari Human Rights Watch soal potensi pelanggaran etika dan hukum. (*)
Rudianto Lallo Sorot Peran Polisi Bukan Cuman Refresif tapi Empati dan Kemanusiaan |
![]() |
---|
Perintah Letkol La Ode Muhammad Idrus Senior Mayor Teddy: Personel Koramil Datangi Semua Polsek |
![]() |
---|
Bripka Aswin Jahar, Bhabinkamtibmas Gowa yang Nyambi Jadi Tukang Cukur Gratis Keliling Kampung |
![]() |
---|
Ganja, Polisi yang Jadi Pahlawan Sampah di Bulukumba |
![]() |
---|
57 Personil Polres Bone Naik Pangkat Jelang HUT Bhayangkara ke-79 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.