PPP Sulsel Punya 44 Suara, Arwani: Modal Rebut Kursi Ketum

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah bersiap menyongsong Muktamar 2025.

Muktamar ini dipandang sebagai momentum krusial untuk menentukan sosok pemimpin baru partai berlambang Ka'bah tersebut.

Adapun Muktamar dijadwalkan berlangsung pada 29 September hingga 1 Oktober 2025.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PPP, Arwani Thomafi, menyampaikan bahwa Muktamar akan menjadi forum demokratis.

Seluruh kader memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai calon ketua umum (caketum) DPP PPP.

“Insyaallah Muktamar DPP PPP akan kita selenggarakan. Periodesasi kami di DPP berakhir di tahun 2025. Silakan, siapa saja punya hak untuk memilih dan dipilih,” ujar Arwani dalam Muskerwil IV PPP Sulsel di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Sabtu (28/6/2025).

Arwani mengungkapkan, sebanyak 672 suara akan menentukan siapa yang menjadi pemimpin baru PPP dalam Muktamar tersebut.

Dari jumlah itu, Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki sekitar 44 suara.

Baca juga: PPP Terpental dari Senayan, Gowa Sulsel Justru Catat Rekor 12 Kursi

Jumlah tersebut menjadikan Sulsel sebagai salah satu wilayah yang berpengaruh dalam pemilihan ketua umum.

“Sulsel itu memiliki sekitar 44 suara, cukup untuk modal sebagai calon ketum DPP PPP. Jadi tidak usah bimbang, kita songsong Muktamar DPP PPP nanti, di mana pun tempatnya. Mari kita sukseskan Muktamar 2025,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arwani melihat peluang besar bagi tokoh asal Sulsel untuk tampil sebagai ketua umum PPP.

Karena itu, ia mendorong DPW PPP Sulsel agar tidak ragu mengusung kandidat sendiri.

Ia menilai, Sulsel memiliki banyak kader potensial yang mampu membawa PPP kembali bangkit dan berjaya.

Salah satu nama yang menguat dalam bursa calon ketum PPP adalah Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman.

Tokoh asal Bone, Sulsel, itu dinilai memiliki kapasitas, jaringan politik, dan pengalaman nasional yang mumpuni.

Amran bahkan telah mendapat dukungan terbuka dari sejumlah elite partai, seperti Ketua DPP PPP, Muhammad Aras.

Aras menyebutkan, popularitas Amran menjadi modal penting dalam dunia politik.

“Dia kan seorang tokoh yang namanya cukup populer. Kalau di politik kan sangat berkaitan erat dengan kepopuleran seseorang,” tegas Aras. (*)