Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga BBM 2025

Harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia Bakal Naik Drastis, Imbas Penutupan Selat Hormuz

TB Hasanuddin mengatakan, sebagai negara importir minyak utama dari Timur Tengah, Indonesia akan terdampak dalam beberapa hari.

Editor: Ansar
Tribun-timur.com
HARGA BBM - Pengendara roda dua antre mengisi motornya dengan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU. ndonesia merasakan dampak besar perang Iran dan Israel. Warga akan terdampak. Kini rencana penutupan Selat Hormuz oleh Iran mulai ramai jadi pembahasan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Indonesia merasakan dampak besar perang Iran dan Israel.

Warga akan terdampak.

Kini rencana penutupan Selat Hormuz oleh Iran mulai ramai jadi pembahasan.

Jika Selat Hormuz ditutup, rakyat Indonesia langsung merasakan dampak.

Penutupan Selat Hormuz berdampak pada perekonomian Indonesia.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Puan) TB Hasanuddin.

TB Hasanuddin mengatakan, sebagai negara importir minyak utama dari Timur Tengah, Indonesia akan terdampak dalam beberapa hari.

Indonesia akan merasakan, pembengkakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada APBN, kenaikan harga BBM domestik, serta inflasi akibat tekanan terhadap daya beli masyarakat.

Selain itu, Indonesia juga mengalami hambatan pasokan energi lain, yaitu LPG yang diimpor dari Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) yang melewati Selat Hormuz.

 “Peningkatan biaya logistik juga akan terjadi jika Indonesia harus mencari jalur alternatif untuk suplai energi,” ujar TB Hasanuddin kepada wartawan, Selasa (24/6/2025).

PROFIL SELAT HORMUZ - Selat Hormuz merupakan jalur laut strategis
PROFIL SELAT HORMUZ - Selat Hormuz merupakan jalur laut strategis yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab dan menjadi jalur bagi 20 persen pasokan minyak dunia. Selat Hormuz memiliki panjang 161 kilometer dengan titik lebar tersempit hanya 34 kilometer dan memiliki jalur pelayaran masing-masing arah hanya selebar 3 kilometer. (BOA Report)


Dalam menghadapi situasi ini, TB Hasanuddin menyarankan langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh Indonesia, seperti diversifikasi sumber energi ke energi terbarukan, mengupayakan diplomasi energi dengan negara-negara di luar Teluk Persia, serta memperkuat cadangan energi strategis dan mempercepat pembangunan kilang minyak dalam negeri.

Hal ini penting untuk menghindari Indonesia dari krisis energi jika eskalasi konflik makin tinggi.

Mengenai eskalasi konflik pasca serangan AS ke Iran, TB Hasanuddin mengingatkan potensi peningkatan konflik jika Iran melakukan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Irak, Suriah, Qatar, atau UEA.

“Kemungkinan eskalasi juga meningkat jika Iran menyerang kapal perang atau tanker minyak di Teluk Persia. Penguatan kelompok militan pro-Iran seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan milisi Syiah di Irak juga dapat melancarkan serangan asimetris terhadap AS, Israel, dan sekutu-sekutunya di Timur Tengah,” ucapnya.

Ia menegaskan, situasi ini berpotensi menyebabkan perang terbuka antara negara-negara besar dunia, seperti Rusia, China, Inggris, Prancis, dan AS, apabila polaritas konflik terus meningkat.

Dia menjelaskan, Selat Hormuz merupakan jalur strategis pengiriman minyak mentah yang menghubungkan Teluk Persia dengan pasar dunia. 

Setiap hari, sekitar 20-30 persen minyak mentah global melewati jalur ini.

Namun, eskalasi konflik di Timur Tengah saat ini dan potensi penutupan Selat Hormuz membawa risiko serius bagi stabilitas pasokan energi dunia, termasuk Indonesia.

“Blokade Selat Hormuz akan menyebabkan terganggunya pasokan minyak dan memicu kenaikan harga minyak mentah dunia,” ujar TB Hasanuddin.

Sedangkan harga minyak mentah Brent naik dari USD 65 per barrel di awal Juni menjadi USD 73 di pertengahan Juni 2025. 

Jika Iran benar-benqr menutup selat ini, maka harga minyak dan LNG ke depan akan naik, dan berpotensi harga minyak mentah bisa naik di atas USD 90 per barrel.

Walaupun hingga saat ini kedua negara belum menargetkan serangan ke fasilitas-fasilitas migas, namun potensi serangan tetap ada dan ini merugikan suplai minyak mentah dunia. 

Iran sendiri diketahui memiliki cadangan minyak nomor delapan di dunia dan cadangan gas nomor empat di dunia. Diperkirakan 3 persen suplai minyak mentah di dunia akan terganggu.

Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran bersiap menutup Selat Hormuz setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir di negara itu pada Minggu (22/6).

KENAIKAN BBM - Iran akan menutup Selat Hormuz
KENAIKAN BBM - Iran akan menutup Selat Hormuz imbas serangan Isral dan Amerika Serikat, hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga BBM. TRIBUNNEWS (TRIBUNNEWS/)


Berdasarkan laporan Press TV dikutip dari Reuters, keputusan Dewan Tertinggi Keamanan Iran tersebut harus diambil setelah parlemen mendukung penuh rencana blokade Selat Hormuz.

Iran sebelumnya mengancam akan menutup selat yang amat penting untuk sekitar 20 persen permintaan minyak dan gas dunia itu.

Ancaman itu disampaikan sebagai cara untuk menangkal tekanan negara-negara Barat yang kini mencapai puncaknya setelah AS menyerang fasilitas nuklir Iran.

Keputusan untuk menutup Selat Hormuz belum final dan belum dilaporkan secara resmi bahwa parlemen telah mengadopsi rancangan undang-undang berkaitan dengan rencana itu.

Berikut simak update daftar harga BBM Pertamina terbaru untuk seluruh Indonesia pada hari ini Selasa 24 Juni 2025, dilansir dari mypertamina.id.

1. Provinsi Aceh
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

2. Free Trade Zone (FTZ) Sabang
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp11.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp11.920
- Pertamina Dex: -

3. Provinsi Sumatera Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.700
- Pertamax Turbo: Rp13.600
- Dexlite: Rp13.290
- Pertamina Dex: Rp13.800

4. Provinsi Riau
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.700
- Pertamax Turbo: Rp13.600
- Dexlite: Rp13.290
- Pertamina Dex: Rp13.800

5. Provinsi Kepulauan Riau
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.700
- Pertamax Turbo: Rp13.600
- Dexlite: Rp13.290
- Pertamina Dex: Rp13.800

6. Provinsi Bengkulu
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.700
- Pertamax Turbo: Rp13.600
- Dexlite: Rp13.290
- Pertamina Dex: Rp13.800

7. Provinsi Sumatera Utara
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.850
- Dexlite: Rp13.700
- Pertamina Dex: Rp14.100

8. Provinsi Sumatera Selatan
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.850
- Dexlite: Rp13.700
- Pertamina Dex: Rp14.100

9. Provinsi Jambi
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.850
- Dexlite: Rp13.700
- Pertamina Dex: Rp14.100

10. Provinsi Lampung
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.850
- Dexlite: Rp13.700
- Pertamina Dex: Rp14.100

11. Provinsi Bangka Belitung
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.850
- Dexlite: Rp13.700
- Pertamina Dex: Rp14.100

12. Free Trade Zone (FTZ) Batam
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp11.600
- Pertamax Turbo: Rp12.350
- Dexlite: Rp12.080
- Pertamina Dex: Rp12.550

13. Provinsi DKI Jakarta
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

14. Provinsi Banten
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

15. Provinsi Jawa Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

16. Provinsi Jawa Tengah
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

17. Provinsi DI Yogyakarta
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

18. Provinsi Jawa Timur
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

19. Provinsi Bali
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

20. Provinsi Nusa Tenggara Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Pertamax Green 95: Rp12.800
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

21. Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Biosolar Nonsubsidi: Rp12.640
- Pertamax: Rp12.100
- Pertamax Turbo: Rp13.050
- Dexlite: Rp12.740
- Pertamina Dex: Rp13.200

22. Provinsi Kalimantan Timur
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

23. Provinsi Kalimantan Tengah
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

24. Provinsi Kalimantan Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

25. Provinsi Kalimantan Utara
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.700
- Pertamax Turbo: Rp13.600
- Dexlite: Rp13.290
- Pertamina Dex: Rp13.800

26. Provinsi Kalimantan Selatan
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.700
- Pertamax Turbo: Rp13.600
- Dexlite: Rp13.290
- Pertamina Dex: Rp13.800

27. Provinsi Sulawesi Selatan
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

28. Provinsi Sulawesi Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

29. Provinsi Sulawesi Tenggara
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

30. Provinsi Sulawesi Tengah
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

31. Provinsi Sulawesi Utara
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

32. Provinsi Gorontalo
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: Rp13.350
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

33. Provinsi Maluku
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: -

34. Provinsi Maluku Utara
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: -

35. Provinsi Papua
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: -

36. Provinsi Papua Pegunungan
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: -

37. Provinsi Papua Tengah
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: -

38. Provinsi Papua Selatan
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: -

39. Provinsi Papua Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

40. Provinsi Papua Barat Daya
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar (subsidi): Rp6.800
- Pertamax: Rp12.400
- Pertamax Turbo: -
- Dexlite: Rp13.020
- Pertamina Dex: Rp13.500

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul TB Hasanuddin: Jika Iran Tutup Selat Hormuz, Indonesia Terancam Krisis Energi dan Harga BBM Meledak.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved