‘Keluarga Saya Terancam Lapar, Pak' Istri Buruh Pelabuhan Ikut Demo di DPRD Parepare

TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE – Puluhan buruh bongkar muat di Pelabuhan Cappa Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, demonstrasi di Gedung DPRD Parepare, Jl Jenderal Sudirman No. 78,  Senin (23/6/2025)

Aksi ini dipicu dugaan pemotongan upah secara sepihak oleh pihak mandor.

Para buruh bahkan mengajak istri dan anak mereka ikut menyuarakan tuntutan.

Salah seorang istri buruh, Vena, datang bersama anaknya untuk ikut menyuarakan keresahan.

Ia mengaku kecewa dengan perlakuan yang diterima suaminya di pelabuhan.

“Saya datang sama anak. Sengaja memang ikut demo, kasihan suami, kasihan keluarga kami. Gajinya cuma Rp500 ribu,” ujar Vena kepada Tribun-Timur.com.

Ia mengatakan, upah suaminya sebagai buruh angkut hanya dibayar saat ada kapal yang melakukan bongkar muat.

Itupun, sudah dipotong oleh mandor dan pengawas.

“Kalau ada kapal, biasa sampai 10 hari kerja, tapi cuma dibayar Rp500 ribu. Dipotong lagi. Itu yang kami tidak terima,” ungkapnya.

Bahkan, kata dia, jika suaminya sakit dan tidak bekerja, maka tidak mendapat bayaran.

Ia juga menceritakan ancaman diterima suaminya jika menolak bekerja.

“Biasa itu suami saya sakit, tidak kerja, tidak dapat upah juga. Malah suamiku diancam digantikan orang lain. Keluarga saya terancam lapar, Pak,” ucap Vena lirih.

Ia berharap pemerintah turun tangan dan memberikan keadilan bagi para buruh.

“Kami mau tahu berapa sebenarnya gaji buruh di sini. Kami minta pemerintah naikkan tarif buruh, dan jangan biarkan mandor semena-mena,” tegasnya.

Sebelumnya, buruh bernama Herdin Rauf juga menyampaikan hal serupa dalam aksi yang sama.