Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswi di Bone Diduga Putus Kuliah karena Dana Beasiswa Dipegang Oknum Dosen

Setelah insiden itu, AS mengaku memilih untuk berhenti kuliah dan bekerja demi menghidupi keluarganya.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
VIRAL- potret screenshot mahasiswi yang viral AS (20) diduga terpaksa berhenti kuliah diduga uang beasiswa diambil dosen 

TRIBUN-TIMUR.COM - Jagat maya tengah dihebohkan dengan kabar viral seorang mahasiswi Universitas Andi Sudirman (Uniasman) berinisial AS (20) yang memilih berhenti kuliah, diduga karena dana beasiswanya diambil oleh oknum dosen.

AS diketahui merupakan mahasiswi jurusan Biologi angkatan 2024 di Uniasman, yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Setelah insiden itu, AS mengaku memilih untuk berhenti kuliah dan bekerja demi menghidupi keluarganya.

"Betul, saya sudah berhenti kuliah. Sekarang saya bekerja untuk bantu keluarga. Awalnya waktu masuk tahun 2024, saya ditawarkan beasiswa penuh sampai lulus oleh Kaprodi, Ibu Ainun. Katanya gratis sampai wisuda,” ujar AS saat dikonfirmasi via telepon, Senin (16/6/2025).

Menurut AS, sejak awal dirinya ditawari beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu oleh dosennya, Ainun.

Dosen tersebut juga yang mengurus seluruh administrasi pendaftaran beasiswanya. 

Namun, sejak awal kuliah, AS justru sudah diminta membayar beberapa kebutuhan.

"Baru masuk kuliah sudah disuruh bayar untuk materai, fotokopi, baju lab, dan buku. Jadi saya pakai uang pribadi orang tua karena beasiswanya belum cair,” ungkapnya.

Delapan minggu setelah kuliah berjalan, AS mengaku sudah tidak sanggup lagi melanjutkan karena kondisi ekonomi keluarga. 

Saat mengutarakan niat berhenti, dosennya menyatakan bahwa beasiswa masih ada dan bisa digunakan.

AS juga mengungkapkan bahwa pada Januari 2025, dirinya dipanggil ke kampus oleh Kaprodi untuk menerima buku rekening.

Namun, ia justru diarahkan kembali membeli atribut sebagai penerima beasiswa.

"Kami disuruh beli baju seharga Rp 100 ribu untuk penerimaan buku rekening. Setelah itu masuk ke ruang Kaprodi, buku rekening dan KTP saya disetor,” jelasnya.

Dua minggu kemudian, AS dipanggil lagi dan diajak ke Bank BRI oleh dosennya untuk proses penarikan dana. Usai dari bank, AS kembali ke kampus.

Malam harinya, dosen tersebut kembali menghubungi, namun AS mengaku tidak sempat bertemu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved