PSM Makassar Andalkan Permainan Cepat, Perlukah Rekrut Sosok Playmaker

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar sudah dua musim tak memakai tenaga playmaker.

Sosok playmaker memang sudah sulit didapatkan di era sepak bola modern.

Peran seorang playmaker menguasai bola dengan tempo permainan diinginkan tim dan melepaskan operan sebanyak-banyaknya.

Punya visi dalam pemainan, dilengkapi dengan skill individu mumpuni.

Terakhir PSM Makassar memiliki playmaker dalam sosok Willem Jan Pluim.

Pasca kepergian pemain berpaspor Belanda itu, tim Juku Eja tak lagi merekrut gelandang kreatif.

Apalagi, PSM Makassar di tangan pelatih asal Portugal Bernardo Tavares punya gaya permainan pragmatis.

Bernardo Tavares tak perlu penguasaan bola tinggi, terpenting efektivitas dalam mencetak gol.

Permainan juru taktik berusia 45 tahun ini bertumpu pada transisi positif.

Serangan dibangun dengan mengandalkan kecepatan di sektor sayap.

Hal ini kemungkinan yang membuat PSM Makassar tak mendatangkan lagi playmaker.

Sebab, kehadiran playmaker akan membuat gaya permainan Pasukan Ramang menjadi lambat.

Pengamat Sepak Bola Assegaf Razak menilai, kebutuhan playmaker di PSM Makassar tergantung dari taktik pelatih dan formasi diterapkan.

Dulu PSM Makassar punya gelandang kreatif Pluim, kini lebih banyak gelandang pekerja, seperti Akbar Tanjung, M Arfan Ananda Raehan, Rasyid Bakri dan beberapa nama lainnya.

"Tergantung kebutuhan tim dan strategi pelatih, apakah playmaker diperlukan atau tidak," kata Assegaf Razak, Rabu (11/6/2025).