Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Terima Kasih Petugas Haji!

Angka kematian jamaah hingga operasional haji hari ke-39 hari ini, Minggu (8/62025), ada penurunan dibanding tahun lalu.

Editor: Sudirman
IST
HAJI - Angka kematian jamaah haji Indonesia tahun ini menurun signifikan. Tren ini tak lepas dari kerja keras petugas haji lintas sektor termasuk tim kesehatan dan kedisiplinan jamaah. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota Amirul Hajj 2025 Bidang Kesehatan, Taruna Ikrar mengonfirmasi angka kematian jamaah haji menjadi salah satu indikator penting evaluasi operasional haji tiap tahun dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Kabar baiknya bagi Indonesia, angka kematian jamaah hingga operasional haji hari ke-39 hari ini, Minggu (8/62025), ada penurunan dibanding tahun lalu.

Meski demikian, Taruna Ikrar yang juga Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI ini menegaskan petugas haji Indonesia termasuk di bidang kesehatan masih harus bekerja keras untuk mencegah bertambahnya angka kematian jamaah haji Tanah Air.

Taruna menyebut angka kematian jamaah haji Indonesia tahun ini menurun signifikan.

Menurutnya, tren ini tak lepas dari kerja keras petugas haji lintas sektor termasuk tim kesehatan dan kedisiplinan jamaah.

Baca juga: Kisah Lusman Bua dan Istri, Pembawa Panji Rombongan 9 Kloter 36 Embarkasi Makassar

“Kita bersyukur, jamaah banyak mengikuti arahan petugas kesehatan,” ujar Taruna di Mina.

Termasuk mengikuti imbauan tidak beraktivitas berlebihan di luar ruangan antara pukul 10.00 pagi hingga 16.00.

Mengingat cuaca saat itu cukup terik di Arab Saudi di atas 40 derajat celcius.

Jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini mencapai 221.000 orang.

Dari jumlah itu, hampir 50 persen adalah lanjut usia. Sebagian besar jamaah juga memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

“Banyak jamaah kita yang hipertensi, diabetes, bahkan ada yang pneumonia,” ucapnya.

Situasi ini menjadi tantangan serius bagi tim kesehatan.

Apalagi, jumlah tenaga medis Indonesia di Tanah Suci sangat terbatas. Jumlahnya 1.050 melayani 221 ribu jamaah.

“Dokter spesialis kita hanya 28 orang,” ungkap Taruna.

Selain itu, ada ratusan dokter umum dan petugas medis lainnya.

Meski terbatas, mereka terus bekerja tanpa kenal lelah. Kondisi cuaca panas ekstrem menjadi tantangan tambahan di Arafah.

Panas ekstrem bisa memicu dehidrasi dan gangguan jantung. Namun, edukasi kepada jamaah terbukti efektif.

“Alhamdulillah, mayoritas jamaah disiplin menjaga diri saat puncak haji, Arafah, Muzdalifah, Mina” katanya.

Ia menyebut, puncak haji di Arafah biasanya penyumbang kematian tertinggi. Namun tahun ini, jumlahnya berhasil ditekan jauh.

“Ekspektasi awal, kematian bisa ratusan. Tapi kenyataan di lapangan jauh lebih baik,” katanya.

Tim kesehatan juga mendapat dukungan dari Pemerintah Arab Saudi. Banyak kebijakan memudahkan akses dan pengawasan kesehatan jamaah.

Petugas kesehatan Indonesia dinilai bekerja luar biasa. “Bahkan ada yang tidak sempat menunaikan haji,” beber Taruna.

Mereka lebih memilih tetap berjaga untuk melayani jamaah. Sebagian tenda petugas pun diberikan ke jamaah.

“Loyalitas mereka patut diapresiasi,” tegasnya. Kerja keras ini menjadi kunci keberhasilan penanganan kesehatan jamaah. Taruna berharap tren positif ini terus berlanjut.

“Kami optimis jumlah kematian tahun ini bisa ditekan,” ujarnya.

Hingga Sabtu (7/6/2025), tercatat sembilan tambahan jamaah wafat selama Armuzna.

Itu pun jauh dibawah prediksi awal. Kementerian Kesehatan dan Tim Amirul Hajj terus memantau perkembangan.

"Jamaah diminta tetap menjaga kesehatan selama mabit di Mina. “Insya Allah semua berjalan lancar sampai akhir,” pungkasnya.

Serangan Jantung

Operasional haji 2025, Minggu (8/6/2025), memasuki hari ke-39. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mencatat jumlah jamaah wafat terus bertambah.

Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr Imran, menyebut total 175 jamaah telah wafat.

“Data ini berdasarkan laporan dari Siskohat Kesehatan. Jumlah tersebut terdiri dari 170 jamaah haji reguler,” ujar dr Imran, Minggu (8/6/2025).

Lima lainnya jamaah haji khusus yang dikelola Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) terdaftar di Kemenag RI.

Penyebab wafat terbanyak adalah penyakit jantung. Sebanyak 77 jamaah meninggal akibat gangguan jantung.

Selain itu, sebanyak 15 jamaah wafat karena kegagalan organ akibat infeksi berat, 11 meninggal karena gangguan pernapasan akut dan dehidrasi.

Imran menjelaskan jumlah kematian tahun ini lebih kecil dibanding tahun lalu.

“Pada hari yang sama tahun lalu, 190 jamaah wafat,” jelasnya.

Ia menilai tren tahun ini sedikit lebih baik. Namun, ia tetap mengingatkan jamaah untuk menjaga kesehatan.

“Penting menjaga hidrasi dengan perbanyak minum air putih, istirahat cukup, dan tidak memaksakan diri,” katanya.

Tim kesehatan disiagakan penuh selama puncak haji. Mereka bertugas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

“Kami siapkan tenaga kesehatan, obat-obatan, dan ambulans,” ujar Imran.

Fasilitas darurat juga disiagakan dekat maktab. Tim medis memantau jamaah lansia dan beresiko tinggi setiap hari.

Mobil ambulans siaga 24 jam. Petugas lapangan mendampingi jamaah selama ibadah untuk mencegah kelelahan.

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved