Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Plastik: Antara Kebutuhan dan Polusi

hari ini 5 Juni 2025 merupakan Hari Lingkungan Hidup se Dunia yang awalnya ditetapkan dalam Sidang Umum PBB tahun 1972

Editor: Muh Hasim Arfah
Ist
OPINI - Muhammad Arsyad Guru Besar Fisika Ekosistem Karst pada FMIPA UNM Makassar 

Angka yang cukup fantastis untuk memenuhi kebutuhan manusia. 

Bahkan semakin besar kebutuhan manusia akan minyak sebagai bahan makanan, air isi ulang, sampai tempat penyimpan makanan, maka kebutuhan plastik juga semakin menaik.

Selama beberapa dekade, polusi plastik telah merembes ke setiap sudut dunia, meresap ke dalam air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan tubuh kita. 

Meskipun polusi plastik merupakan masalah utama, polusi plastik juga merupakan salah satu tantangan lingkungan yang paling dapat diperbaiki saat ini, dengan beberapa solusi yang jelas.

Polusi plastik memperburuk dampak mematikan dari tiga krisis planet: krisis perubahan iklim, krisis alam, hilangnya lahan dan keanekaragaman hayati , serta krisis polusi dan limbah.

Secara global, diperkirakan 11 juta ton limbah plastik bocor ke ekosistem perairan setiap tahun, sementara mikroplastik terakumulasi di tanah dari limbah dan tempat pembuangan sampah, karena penggunaan plastik dalam produk pertanian.

Biaya sosial sekitar US$300 miliar dan biaya lingkungan tahunan sekitar US$600 miliar dari polusi plastik. The Conversation memberi laporan, bahwa saat ini permintaan plastik terus meningkat.

Selama empat dekade terakhir, produksi plastik global meningkat empat kali lipat. 

Dengan 380 juta ton per tahun, kita memproduksi plastik 190 kali lebih banyak daripada yang kita lakukan pada 1950.

Jika permintaan plastik terus tumbuh secara konsisten sebesar 4 persen per tahun, emisi dari produksi plastik akan mencapai 15 persen dari emisi global pada 2050 mendatang. 

Dalam sebuah laporan, “Plastic & Climate: The Hidden Costs of a Plastic Planet,” yang dirilis oleh The Center International Environmental Law. Sebuah organisasi nirlaba menyebutkan bahwa jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari siklus produksi hingga pembuangan plastik terus meningkat.

Hingga mencapai 2.8 Juta Metric Ton CO2.

Itu setara dengan emisi karbon yang dihasilkan oleh 500 buah pembangkit listrik tenaga batu bara, di tahun 2050.

Berdasarkan catatan ilmuwan, plastik memiliki siklus hidup yang panjang. Resin plastik berasal dari minyak bumi yang melalui proses ekstraksi dan penyulingan. Sehingga mendapatkan berbagai macam turunan minyak dan gas bumi.

Termasuk salah satunya adalah nafta yang merupakan bahan baku pembuatan plastik.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved