Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabar Terbaru Umar Patek Dulu Perakit Bom hingga Kepalanya Dibanderol Rp10 M, Kini Peracik Kopi

Dulu Umar Patek dikenal gahar, militan kelompok teroris Asia Tenggara dan ahli senjata, diburu aparat keamanan di sejumlah negara.

Editor: Ansar
Surya.co.id/Nur Ika Anisa
UMAR PATEK - Eks napi teroris Umar Patek (tengah) mengenalkan ‘Ramu Kopi 1966’ yang menjadi lini bisnisnya bersama Hedon Estate dalam peluncuran yang digelar pada Selasa (3/5/2025). Peluncuran kopi ini turut dihadiri oleh mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri Komjen Marthinus Hukom (kanan), yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), sejumlah pejabat hingga crazy rich Surabaya yang kehadiran mereka disambut oleh drg David Andreasmito (kiri) selaku pemilik Hedon Estate. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kisah perjalanan Umar Patek, dulu perakit bom, kini peracik kopi.

Dulu Umar Patek dikenal gahar, militan kelompok teroris Asia Tenggara dan ahli senjata, diburu aparat keamanan di sejumlah negara.

Bahkan, kepala Umar Patek dibanderol sebesar Rp10 miliar.

"Dulu aku dikenal karena hal yang menyakitkan dunia, tapi kini aku memilih jalan lain. Meramu rasa, menyeduh damai,” ujar Umar Patek, eks napi teroris mengawali cerita kehidupannya yang kini merintis usaha “Ramu Kopi 1966”. 

Bukan sekadar warung kopi, usahanya ini sekaligus menandakan perubahannya memilih hidup baru.

Setelah bebas dari penjara pada 7 Desember 2022, pemilik nama asli Hisyam bin Alizein ini kembali ke tengah masyarakat.

Umar menyadari stigma mantan narapida terorisme masih melekat, dan membuatnya sulit diterima di masyarakat.

Ia pun kesulitan mencari pekerjaan.

Ia melanjutkan cerita titik awal perjalanan barunya.

Umar bertemu seorang dokter yang juga pengusaha di Surabaya, drg David Andreasmito, dua bulan setelah dia bebas dari Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Saya bertemu dengan dokter David, pertanyaan yang masih ingat pertama kali, kerja apa sekarang? Saya bilang saya tidak punya kerja. Keahlian apa yang kamu miliki? Saya bilang saya tidak punya keahlian.

Sampai akhirnya Beliau datang ke rumah saya, saya suguhi kopi dan Beliau merasa suka,” ujarnya di Hedon Estate, Surabaya, Selasa (3/6/2025).

Umar mengaku sempat menolak saat mendapat tawaran meramu dan menjual kopi di kafe milik drg David.

Ini tak lepas dari kekhawatirannya akan stigma yang melekat pada dirinya.

“Saya waktu itu terus menolak, saya berpikir waktu itu efeknya bisa ke bisnisnya dokter David.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved