Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Tradisi Haji Ifrad di Maros, Aulia dan Ayahnya Pakai Ihram Sejak 17 Mei dari Sudiang Makassar

Haji Ifrad mendahulukan ibadah haji kemudian umrah. Sementara mayoritas jamaah haji Indonesia mengambil skema Haji Tamattu.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sakinah Sudin
MEDIA CENTRE HAJI
HAJI IFRAD - Aulia Purnamasari Nasir dan ayahnya Muhammad Nasir di Hotel 217 Makkah. Keduanya mengambil skema Haji Ifrad sehingga wajib ihram hingga Armuzna berakhir. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Aulia Purnamasari Nasir (26 tahun) dan ayahnya, Muhammad Nasir (59) mengambil skema haji ifrad.

Haji Ifrad mendahulukan ibadah haji kemudian umrah.

Sementara mayoritas jamaah haji Indonesia mengambil skema Haji Tamattu, mendahulukan umrah daripada haji. 

Tamattu membayar dam. Sementara Ifrad bebas dam namun wajib mengenakan pakaian ihram dan menjauhi larangan-larangannya.

Aulia dan ayahnya berangkat dari Asrama Haji Sudiang Embarkasi Makassar 17 Mei lalu.

Keduanya mengambil miqat ihram di atas pesawat menuju Jeddah, tepatnya di Yalamlam.Setiba di Tanah Suci, mereka langsung menuju Makkah untuk tawaf qudum (tawaf selamat datang).

Mereka tergabung dalam gelombang kedua jemaah haji Indonesia, Kloter 23 Embarkasi UPG.

Sejak awal, Aulia dan ayahnya memang niat ambil haji ifrad.

Bahkan, mereka sudah niat sejak tahun sebelumnya.

Tahun lalu mereka masuk daftar cadangan calon jemaah haji.

Sejak itu mereka menyiapkan diri untuk haji ifrad.

Aulia mengaku ini seperti nazar bersama sang ayah.

Ia berharap bisa menjalankan niat itu bersama-sama.

Tradisi haji ifrad itu memang diajarkan sejak kecil.

Menurut mereka, ini tradisi dari keluarga dan daerah.

Ada aturan khusus dalam berpakaian selama ihram.

Jemaah laki-laki tidak boleh menutup kepala.

Jemaah perempuan wajib menutup aurat secara sempurna.

Pakaian ihram yang dipakai hanya boleh berwarna putih.

Warna lain dianggap tidak sesuai tradisi mereka.

Aulia membawa tiga lembar baju putih.

Pakaian lain hanya dua lembar saja.

Ayahnya membawa pakaian serupa selama berhaji.

Mereka sudah memakai pakaian ihram sejak 17 Mei.

Artinya, mereka sudah pakai ihram selama 12 hari.

Aulia dan ayahnya tetap merasa nyaman.

Tidak merasa berat walau memakai ihram lama.

Untuk menjaga larangan ihram, mereka lebih banyak di kamar.

Mereka hanya ke Masjidil Haram untuk beribadah.

Muhammad Nasir bahkan tidak potong kumis sejak berangkat.

Ia juga tak sikat gigi selama ihram.

Ia khawatir gusinya berdarah saat menyikat gigi.

Jika berdarah, ia takut terkena dam.

Sabun dan parfum pun tidak mereka gunakan.

Aulia juga menjaga agar tidak pakai wewangian.

Kalau ke toko, mereka menghindari pakai songkok.

Mereka juga hindari tawar-menawar saat belanja.

Mereka menjaga agar tidak terjadi perdebatan.

Semua ini untuk menjaga larangan selama ihram.

Haji ifrad ini diajarkan oleh nenek Aulia.

Tradisi ini dilakukan oleh keluarga besar mereka.

Banyak warga Maros juga pilih haji ifrad.

Di kloter mereka, mayoritas ambil haji ifrad.

Tradisi ini masih hidup kuat di daerah Maros. Kloter 40 Embarkasi Makassar yang berangkat ke Jeddah juga mengambil skema haji ifrad.

Mayoritas jamaah Kloter 40 berasal dari Maros. Sedianya, Aulia dan ayahnya berada di Kloter 40 juga.

Namun di detik terakhir keberangkatan, ada perubahan. Keduanya pindah ke Kloter 23. (Media Centre Haji)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved