Sampah Bulukumba
2 TPA di Bulukumba Penuh, Volume Sampah Capai 30-50 Ton per Hari
Dua TPA di Bulukumba penuh, volume sampah harian capai 50 ton. DPRD dorong pembangunan TPST dan TPS3R di setiap desa.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU – Dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, telah mencapai kapasitas maksimal.
TPA di Borong Manempa dan Borong Paoe, Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, kini penuh.
Kondisi ini berpotensi mencemari permukiman dan lahan pertanian warga.
Demikian disampaikan Ketua Komisi III DPRD Bulukumba, Andi Pangerang Hakim.
“TPA yang ada di Borong Manempa ini sudah penuh,” katanya pada TribunBulukumba.com, Sabtu (24/5/2025).
Sementara itu, TPA di Borong Paoe masih beroperasi.
Namun volume sampah masuk terus meningkat.
Anggota Komisi III lainnya, Bahtiar Ilham, mengungkapkan volume sampah yang masuk ke TPA mencapai 30–40 ton per hari.
Pada hari-hari besar seperti Lebaran, jumlah tersebut bisa meningkat hingga 50 ton per hari.
Untuk mengatasi masalah ini, Andi Pangerang Hakim mendorong agar TPA di Borong Paoe dimodifikasi menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Ia juga mengusulkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di setiap kecamatan atau kelurahan.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir jumlah sampah rumah tangga dibuang langsung ke TPA.
Selain itu, Bahtiar Ilham berharap agar seluruh desa di Bulukumba memiliki bank sampah.
Dengan adanya bank sampah, masyarakat dapat melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah di TPA dan memberikan nilai ekonomis bagi warga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Bulukumba, Andi Uke Indah Permatasari, berharap masyarakat semakin tereduksi dan memiliki kesadaran tinggi memilah sampah langsung dari sumbernya, yaitu rumah tangga.
Sampa telah dipilah dapat disalurkan ke bank sampah.
Sehingga hanya sampah residu benar-benar masuk ke TPA.
“Masyarakat perlu memiliki kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah, baik organik maupun anorganik,” katanya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pembuangan sampah yang tidak bertanggung jawab bisa menimbulkan berbagai masalah.
Seperti gangguan kesehatan, pencemaran lingkungan, dan persoalan sosial lainnya.
Melalui edukasi dan kebiasaan memilah sampah sejak dari rumah, kita bisa menciptakan lingkungan lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.