Kapan Siskohat Input Data Jemaah Haji Wafat?
Khusus data jemaah yang wafat, input data di Siskohat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI. Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag menjadi Siskohatkes.
Penulis: Mansur AM | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) memastikan data jemaah haji sesuai kondisi di lapangan secara real time.
Namun terkadang ada kasus nama jemaah haji yang wafat terlambat diinput.
Khusus data jemaah haji yang wafat, input data di Siskohat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI. Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag menjadi Siskohatkes.
"Khusus jemaah yang wafat, selama Kemenkes belum entri, data wafat belum muncul di Siskohat," kata Kepala Seksi Siskohat Daker Makkah, Agung Sudrajat, Selasa (20/5/2025).
Biasanya Kemenkes perlu mengunggah Certificate of Death (COD) terlebih dahulu. COD diterbitkan pihak RS di Arab Saudi sebagai bukti jemaah wafat.
Data itu baru akan masuk ke sistem Siskohat setelah semua prosedur dipenuhi.
Saat ini, Siskohat mencatat total 35 jemaah haji wafat sejak operasional haji 2 Mei 2025 lalu.
Jemaah Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) 7 orang, Embarkasi Solo (5) serta Surabaya dan Makassar masing-masing 4. Angka kematian berasal dari jemaah haji lansia berjumlah 22 jemaah. Sementara usia 44-64 tahun 12 jemaah.
Di Makkah, Siskohat juga memantau pergerakan jemaah selama fase Armuzna.
Namun saat Armuzna, pemantauan tidak melalui aplikasi Siskohat langsung.
"Kami dibantu ketua kloter melalui aplikasi Haji Pintar," kata Agung.
Ketua kloter wajib input jumlah jemaah saat bergerak ke Arafah.
Juga jumlah jemaah wafat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Input data dilakukan langsung oleh ketua kloter di lapangan.
"Kesulitan Siskohat biasanya muncul saat fase Armuzna," lanjutnya.
Sebab, di fase itu aplikasi Siskohat tidak aktif dipakai langsung.
Seluruh data jemaah yang bergerak berasal dari entri ketua kloter.
Sejak dari Tanah Air, data jemaah sudah tercatat di sistem Siskohat.
Tugas Siskohat memastikan siapa saja yang berangkat dan yang pulang.
Misalnya, jika awalnya 201 ribu jemaah, pulangnya bisa berkurang.
"Bisa kurang 300 atau 400 jemaah karena wafat atau sakit," ujarnya.
Jemaah yang wafat otomatis akan mengurangi total jemaah dalam sistem.
Ada juga jemaah yang dirawat di rumah sakit dan belum bisa pulang.
"Semua itu terpantau di Siskohat, termasuk status kesehatannya," tambah Agung.
Di akhir masa haji, Siskohat juga memantau proses kepulangan jemaah.
Data kloter, jumlah jemaah, dan kondisi terakhir tercatat rapi di sistem.
Sistem ini menjadi alat vital untuk memastikan akurasi dan transparansi haji. (Media Centre Haji/Mansur Amirullah)
82 Calon Jemaah Haji Palopo Lolos Verifikasi, 4 Lansia Diprioritaskan Berangkat 2026 |
![]() |
---|
Prof Qasim Mathar Akui Sering Beda Pendapat dengan Aswar Hasan, Namun Berakhir Teleponan |
![]() |
---|
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa: Saya Berutang Tulisan ke Aswar Hasan |
![]() |
---|
Saiful Kasim: Aswar Hasan Sosok Sederhana Dibungkus Integritas |
![]() |
---|
Kenang Aswar Hasan, Rusdin Tompo: Orang yang Mendorong Saya Masuk KPID |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.