Catatan Reuni Emas FK-FKG Unhas Angkatan 1975 Menjemput Kenangan, Menyulam Persaudaraan
Di akhir Mei 29-2025 ini, kerinduan itu akan berlabuh di Makassar. Di atas geladak Phinisi, suasana dijanjikan akan penuh haru.
Oleh: dr Alwi A Mappiasse PhD
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa
TRIBUN-TIMUR.COM - Ada rindu yang tak bisa ditunda. Ada kenangan yang terus mengetuk, menuntut untuk disapa kembali.
Di akhir Mei 29-2025 ini, kerinduan itu akan berlabuh di Makassar.
Tepatnya, di atas Kapal Phinisi yang berlayar dari Anjungan Pantai Losaritempat di mana Angkatan 1975 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin akan berkumpul dalam Reuni Emas 50 Tahun yang sarat makna.
Bukan sekadar temu kangen. Reuni ini adalah perjalanan pulang ke masa muda, ke lorong-lorong kampus Baraya, ke warung makan favorit, dan yang paling penting, ke pelukan persaudaraan yang tetap hangat meski waktu telah membawa kita jauh.
Di atas geladak Phinisi, suasana dijanjikan akan penuh haru. Para alumni akan mengenakan atasan putih dan jeans biru, para perempuan dihiasi bando kutu-kutu, dan laki-laki dengan passapu simbol kembali ke akar budaya.
Di sana, setelah pembukaan oleh MC dan sambutan panitia oleh dr Caroline Noerdin SpDVE serta Koordinator Angkatan dr Faridha A Mattalatta SpA, akan hadir tiga sosok senior yang sangat dirindukan:
- Kanda Prof Idrus Paturusi guru besar, panutan, dan tokoh kebanggaan yang telah menginspirasi generasi demi generasi.
- Kanda dr Basir Palu nama yang harum dalam pelayanan dan pendidikan kedokteran.
- Kanda Prof Aca yang karismanya masih tetap bersinar seperti masa kuliah dulu.
Mereka bertiga akan menyampaikan kisah-kisah nostalgia: tentang bagaimana dulu mereka bertahan dengan fasilitas terbatas, tentang idealisme muda yang membara, dan tentang canda-tawa di kampus Baraya yang tak tergantikan.
"Yang kami kenang bukan hanya bangunan, tapi orang-orangnya. Semangatnya. Persaudaraannya," begitu mungkin salah satu kalimat yang akan mereka ucapkan dan memantik tepuk tangan panjang serta senyum yang penuh makna.
Keesokan harinya, para alumni akan menyusuri jejak masa lalu, melewati kampus lama di Baraya, lalu ke Tamalanrea, dan akhirnya menuju Malino.
Di Villa Zapaya yang sejuk, akan digelar malam nostalgia. Mungkin cerita tentang sop mie ubi paman, atau lari-lari pagi sambil menghafal anatomi, akan kembali dihidupkan.
Hari Sabtu akan diisi dengan senam pagi, jalan-jalan ke kebun teh, dan acara “Dari Kita untuk Kita” sebagai puncak kebersamaan.
Di sinilah ruang berbagi cinta dan kisah hidup dalam balutan rasa syukur.
Ahad pagi, sebelum berpisah, mereka akan berkumpul untuk sarapan dan bersiap kembali ke Makassar.
Perjalanan ditutup dengan makan siang di Babathe, CPI, kawasan modern yang dulunya hanya sebatas impian masa muda.
Di era yang penuh kesibukan dan jarak, Reuni Emas ini menjadi ruang suci. Ia bukan hanya mempertemukan tubuh-tubuh yang menua, tapi juga menyatukan hati-hati yang tetap muda dalam semangat persaudaraan.
Dan untuk mereka yang akan hadir reuni ini bukan penutup. Tapi titik baru untuk terus berjalan bersama, dalam kenangan dan kebersamaan yang tak pernah lekang.(*)
Uang Pangkal Tembus Rp300 Juta! Cek Biaya Masuk Fakultas Kedokteran UNM, UIN Alauddin, Unibos |
![]() |
---|
FK UMB Palopo dan FKG Unhas Baksos Operasi Celah Bibir dan Lelangit |
![]() |
---|
Harga Beras Naik, Biaya Produksi Usaha Makanan Ikut Terdongkrak |
![]() |
---|
Kisah Andi Rizal Anak Petani Bone Lolos Beasiswa Doktor LPDP |
![]() |
---|
Mahasiswa Sosiologi Unibos Temui Ammatoa, Dalami Otoritas Keagamaan Kajang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.