Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yuran Fernandes Disanksi

Yuran Fernandes Disanksi Tiga Bulan, Manajer PSM: Kritik Biasa, Hukumannya yang Baru

PSM Makassar menilai sanksi terhadap Yuran Fernandes berlebihan. Manajer Fajrin: Kritikan bukan hal baru, hukumannya yang baru.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
MO PSM Makassar
PSM MAKASSAR - Yuran Fernandes saat selebrasi gol dalam pertandingan PSM Makassar melawan PSIS Semarang pada pekan 23 Liga 1 2024/2025 di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes, dijatuhi sanksi larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama tiga bulan dan denda Rp 25 juta. 

Sebelumnya, Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman lebih berat berupa larangan bermain selama satu tahun. 

Namun, setelah banding, Komite Banding (Komding) PSSI mengurangi sanksi menjadi tiga bulan.

Manajer PSM Makassar, Muhammad Nur Fajrin, mengapresiasi proses yang telah berjalan dan putusan Komding PSSI

Menurutnya, keputusan tersebut menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan dalam proses yudisial sepak bola Indonesia. 

“Komding PSSI bisa mempertimbangkan putusan Komdis PSSI itu dan kita dapat pengurangan hukuman,” ujarnya saat konferensi pers virtual pada Sabtu (17/5/2025).

Fajrin menambahkan, pihaknya terkejut dengan sanksi yang diterima Yuran Fernandes

“Klub kaget hal ini bisa terjadi, karena kritikan seperti ini bukan hal baru, tapi hukumannya baru diberikan dan terjadi ke pemain kita,” ucapnya.

Ia juga menyoroti bahwa beberapa pelaku sepak bola lainnya, seperti Penasehat Semen Padang, Andre Rosiade, dan Presiden PSBS Biak, Yan Permenas Mandenas, telah mengkritik kinerja perangkat pertandingan tanpa mendapatkan sanksi dari Komdis PSSI

“Kami berharap semua pihak bisa terbuka dan berusaha memahami apa yang membuat Yuran Fernandes berpendapat seperti itu di media sosialnya,” kata Fajrin.

Ia menegaskan, kritikan tersebut seharusnya menjadi pembelajaran untuk membangun transformasi sepak bola Indonesia yang lebih baik. 

“Siapa yang bisa memberikan koreksi kalau bukan kita yang terlibat di sepak bola. Tentu kita harus berpendapat, dan jadi pelajaran membangun sepak bola nasional jadi lebih baik,” pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved