Penjualan Sapi Kurban di Bone Meningkat, Peternak Raup Rp1,4 Miliar Jelang Idul Adha

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE – Permintaan sapi kurban di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, meningkat signifikan jelang Idul Adha 2025.

Seorang peternak asal Desa Usa, Kecamatan Palakka, Andi Arman, mengaku pembelinya bertambah dibandingkan tahun sebelumnya.

Dua pekan menjelang Idul Adha, ia telah menjual 100 ekor sapi.

"Alhamdulillah, dua pekan ini semakin banyak yang laku. Sudah 100 ekor sapi, kalau keuntungan kotornya mencapai Rp1,4 miliar," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Senin (19/5/2025).

"Tahun lalu di minggu yang sama baru puluhan ekor terjual, sekarang sudah ratusan," sambungnya.

Menurut Andi, jenis sapi yang paling banyak dicari adalah sapi Bali. 

Selain itu, juga ada permintaan untuk sapi limosin, jumbo, dan simental.

"Cuma jumlahnya masih terbatas karena sapi-sapi itu butuh perawatan khusus, terutama dari sisi pakan," jelasnya.

Harga sapi kurban di peternakannya berkisar Rp17 juta hingga Rp54 juta, tergantung jenis dan bobot.

Untuk memastikan kualitas, sapi-sapi tersebut rutin diperiksa kesehatannya, serta mendapat pakan dan vitamin khusus.

"Pemeriksaan kesehatan dilakukan tiga kali sebulan. Semua kami lakukan demi kenyamanan konsumen," tambahnya.

Hal senada disampaikan pedagang sapi asal Kecamatan Awangpone, Herman. 

Ia menjual sapi lokal dengan harga Rp15 juta hingga Rp25 juta per ekor.

"Sapi lokal saja yang saya jual. Harganya naik satu sampai dua juta per ekor dibanding tahun lalu," ungkapnya.

Menurutnya, kenaikan harga mengikuti fluktuasi pasar. 

Pembelinya berasal dari berbagai kecamatan di Bone, mayoritas dari Desa Unra dan Kecamatan Barebbo.

"Keuntungan bersihnya sedikitji, sekitar Rp3,5 juta per ekor karena saya juga bagi hasil dengan orang yang bantu uruskan," tutupnya. (*)