Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru Besar Pidana Fakultas Hukum Unhas Prof Said Karim Sebut Mappinawang Pejuang HAM

Ia menyampaikan berbagai perilaku, pembelaan Mappinawang kepada masyarakat kecil yang tertindas dan terlanggar HAMnya.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/KASWADI
BEDAH BUKU MAPPINAWANG – Guru Besar Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Prof Said Karim (dua dari kanan) saat jadi pembicara bedah buku Mengenang Jejak Mappinawang Santri Pejuang HAM dan Demokrasi di Gedung Islamic Centre IMMIM, Jl Jenderal Sudirman, Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Kamis (8/5/2025). Prof Said Karim sebut, Mappinawang sosok pejuang HAM. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Guru Besar Pidana Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Prof Said Karim menyebut, Mappinawang sosok pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).

Ia menyampaikan berbagai perilaku, pembelaan Mappinawang kepada masyarakat kecil yang tertindas dan terlanggar HAMnya.

Hal ini disampaikan Prof Said Karim saat menjadi pembicara di Launching & Bedah Buku Mengenang Jejak Mappinawang Santri Pejuang HAM dan Demokrasi.

Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Islamic Centre IMMIM, Jl Jenderal Sudirman, Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Kamis (8/5/2025).

“Karena perilakunya, pembelaan kepada masyarakat kecil yang tertindas HAMnya, maka sudah pasti bisa disimpulkan Mappi (Mappinawang) bagian dari pejuang HAM,” sebutnya.

Prof Said Karim kemudian bercerita pertemanannya dengan Mappinawang sudah 43 tahun.

Pertemuannya terjadi pada 1982, ketika keduanya masuk sebagai mahasiswa baru di Fakultas Hukum Unhas bersama 170-an mahasiswa lainnya.

Ia bertemu dengan Mappinawang dalam keadaan rambut gundul.

“Jadi Mappinawang yang ganteng belum kelihatan gantengnya pada saat itu,” ujar Prof Said Karim disambut tawa seluruh para tamu yang hadiri.

Pria kelahiran Parepare itu menuturkan, di semester satu dan dua, Mappinawang pembawaannya kalem, pendiam, tenang dan kurang dikenal.

Barulah di semester tiga, orang banyak mengenal mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar itu.

Waktu itu, ada mata kuliah asas-asas hukum Islam. Dosennya almarhum Ma’mun Rauf. Untuk lulus mata kuliah ini sangat susah, ada butuh empat kali pengulangan.

Makanya, ada penyampaian dari senior kalau mau lulus mata kuliah ini harus menuliskan Bismillahirrahmanirrahim dengan Bahasa Arab.

Muncul pembicaraan siapa bisa menulis Bismillahirrahmanirrahim dengan Bahasa Arab, ternyata Mappinawang bisa menulis dengan cepat.

“Semua teman mau ujian lembar jawabannya dituliskan semua Bismillah sama Mappinawang,” ungkap Prof Said Karim disambut tawa lagi.

“Ada bertanya kenapa cepat sekali menulis, lalu ada menjawab dia (Mappinawang) anak pesantren. Di sini awal mulai dia terkenal,” tambahnya.

Prof Said Karim mengaku kaget dengan Mappinawang memilih profesi advokat.

Sebab, pria kelahiran Kabupaten Kepulauan Selayar itu sosok pendiam, kalem, tak suka berdebat.

Ia mengira sahabat baiknya itu akan memiliki pekerjaan yang tenang dan tantangannya kurang.

Namun, justru Ayah dua anak itu berhasil di profesi advokat.

“Kaget saja dia memilih pengacara, sementara pengacara pekerjaan penuh perdebatan. Saya bilang orang pendiam kok mau berdebat, di situ kemudian keheranan saya. Lalu dia menjalaninya dengan baik sekali,” ucapnya.

“Bahkan dalam perjalanannya, dia sukses di bidang profesi itu. Bisa jadi Direktur LBH Makassar, YLBHI, jadi anggota KPU Sulsel dan Ketua KPU Sulsel,” terang Prof Said Karim.

Pandai Bergaul dan Ulet

Prof Said Karim melanjutkan, Mappinawang pandai bergaul. Makanya, punya banyak teman.

Ia berteman baik dengan mantan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof Aswanto, Dekan Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Prof Sulbadana dan Deputi Bidang Kebijakan Strategis dan Perizinan Badan Pengusahaan atau BP Batam, Sudirman Saad.

“Mappinawang tak memiliki musuh, justru temannya banyak,” ucapnya.

Selain itu, ia menilai Mappinawang ulet belajar. Suami Lenawati itu memperdalam ilmu hukum, HAM, dan demokrasi ke berbagai negara.

“Dia orangnya ulet, karena belajar ke Belanda, Amerika Serikat, Jerman, Thailand terkait hukum, HAM dan demokrasi,” pungkas Prof Said Karim. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved