Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Miris! Pengangguran di Sulsel Didominasi Lulusan SMK

TPT merupakan indikator yang menggambarkan persentase angkatan kerja yang belum terserap oleh pasar kerja dan mencerminkan tingkat pemanfaatan tenaga

Editor: Saldy Irawan
ist
Ilustrasi pengangguran. Pengangguran di Sulsel didominasi alumni dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini sebesar 4,96 persen per Februari 2025, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).

TPT merupakan indikator yang menggambarkan persentase angkatan kerja yang belum terserap oleh pasar kerja dan mencerminkan tingkat pemanfaatan tenaga kerja.

"Selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025, terjadi kenaikan TPT sebesar 0,06 persen poin," ujar Kepala BPS Sulsel, Aryanto, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BPS Sulsel, Senin (5/5/2025).

Pengangguran Lebih Tinggi di Perkotaan dan Lulusan SMK

Data menunjukkan, TPT laki-laki pada Februari 2025 tercatat sebesar 5,40 persen, meningkat 0,30 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, TPT perempuan justru mengalami penurunan sebesar 0,32 persen poin menjadi 4,26 persen.

Dari sisi pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mencatatkan TPT tertinggi, yakni 8,52 persen, sedangkan TPT terendah tercatat pada lulusan SD ke bawah, yaitu 2,25 persen.

Distribusi pengangguran menurut pendidikan tertinggi pada Februari 2025 didominasi oleh lulusan SMA dengan porsi 36,27 persen.

Sementara itu, lulusan Diploma I/II/III menyumbang proporsi terendah sebesar 2,57 persen.

Jika dilihat berdasarkan tempat tinggal, TPT di wilayah perkotaan tercatat lebih tinggi yaitu 6,99 persen, dibandingkan dengan TPT di perdesaan yang berada di angka 3,09 persen.

Dibandingkan Februari 2024, TPT di perkotaan mengalami kenaikan 0,63 persen poin, sementara TPT di perdesaan menurun sebesar 0,61 persen poin.

BPS menyebut tren ini menunjukkan perlunya kebijakan ketenagakerjaan yang lebih adaptif, terutama dalam menciptakan lapangan kerja yang relevan dengan latar belakang pendidikan dan kondisi wilayah.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved