Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemprov Sulsel

Stok Beras Sulsel Tembus 437 Ribu Ton, Pemprov Usul Bangun Silo Dryer

 Stok beras Sulsel mencapai 437 ribu ton. Pemprov Sulsel usulkan pembangunan silo dryer untuk menjaga kualitas gabah petani di masa panen

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
FAQIH/TRIBUN TIMUR
BERAS SULSEL – Aktivitas muat beras di Gudang Bulog Makassar, Jl Urip Sumoharjo, Rabu (16/4/2025). Sulsel butuh silo dryer untuk bantu pengeringan gabah petani. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Petani di Sulsel masih turun ke sawah. 

Masa panen di ribuan hektare lahan masih berlangsung hingga Minggu (5/5/2025).

Para petani aktif memanen hasil pertanian, sementara Bulog bergerak menyerap gabah petani.

Bulog Wilayah Sulsel dan Sulbar kini menyewa 119 unit gudang untuk menampung ratusan ribu ton beras. Stok beras yang tersimpan telah mencapai 437 ribu ton.

Menghadapi tingginya serapan, Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, Jufri Rahman, menyebut Sulsel membutuhkan silo dryer.

Silo dryer adalah alat untuk mengeringkan bahan pertanian seperti gabah, jagung, atau biji-bijian. 

Alat ini bekerja dengan pemanasan dan penyimpanan dalam silo atau wadah besar. 

Fungsinya menurunkan kadar air agar gabah tidak rusak dan dapat disimpan lebih lama.

“Silo dryer itu penting untuk dibangun di Sulsel, itu untuk mengeringkan. Di Thailand dan Vietnam seperti itu. Kenapa mereka bisa mengekspor beras begitu banyak? Karena begitu dipanen langsung masuk ke silo dryer sehingga bisa disimpan dalam jangka waktu lama,” kata Jufri Rahman.

“Kalau kadar air tinggi, gabah bisa tumbuh lagi saat disimpan. Tidak bisa diproduksi jadi beras,” lanjutnya.

Saat ini, tantangan utama Bulog adalah potensi kerusakan gabah jika tidak segera diserap. 

Gabah yang disimpan dalam kondisi basah akan menurun kualitasnya dan tidak bisa diolah.

Teknologi silo dryer dinilai penting, apalagi Sulsel menjadi lumbung pangan nasional.

Kepala Perum Bulog Wilayah Sulselbar, Fahrurozi, menyebut stok beras saat ini berasal dari sejumlah daerah seperti Bone, Sidrap, Wajo, Pinrang, dan Bulukumba. 

Sebagian lagi berasal dari Gowa, Maros, dan Luwu Raya.

Kapasitas gudang Bulog Sulselbar hanya mampu menampung 400 ribu ton beras, dengan kapasitas operasional maksimal 354 ribu ton. 

Kini stok sudah tembus 437 ribu ton.

“Total kapasitas gudang Bulog itu hanya sekitar 400 ribu ton. Dengan kapasitas operasional maksimal 354 ribu ton. Saat ini stok sudah 437 ribu ton, artinya kita mengalami over kapasitas,” ujar Fahrurozi.

Untuk mengatasi kelebihan kapasitas tersebut, Bulog telah menyewa 119 gudang tambahan agar penyerapan gabah petani tetap berjalan, terutama saat panen raya seperti sekarang.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved