Haji 2025
Menag RI: Petugas Haji Hakikatnya Pelayan Tamu Allah, Selalu Tersenyum dan Bantu Jamaah Indonesia
Menag menekankan bahwa menjadi petugas haji bukanlah sekadar tugas administratif, melainkan momen spiritual.
TRIBUN-TIMUR.COM, MEKKAH - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, memberikan penguatan spiritual kepada para petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Kerja Daerah (Kadaker) Mekkah pada Selasa (29/4) pukul 14.00 Waktu Arab Saudi.
Dalam arahannya, Menag menekankan bahwa menjadi petugas haji bukanlah sekadar tugas administratif, melainkan momen spiritual untuk menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
“Saya merasa kurang pas menyebut kalian sebagai petugas. Hakikatnya, kita adalah pelayan tamu-tamu Allah. Jangan malu—Raja Salman pun menyebut dirinya sebagai pelayan dua tanah haram,” ujar Menag.
Menag menyampaikan bahwa kesempatan menjadi petugas haji adalah ketetapan Allah SWT. Oleh karena itu, ia mendorong seluruh petugas untuk memperbanyak dzikir, ibadah, dan mengemban amanah dengan penuh keikhlasan.
“Tugas ini adalah ladang untuk menjadi manusia langit. Bebaskan jiwa dari dosa masa lalu dengan pertobatan. Tanpa tobat, kita akan dibebani rasa berdosa dan bersalah yang menghambat keikhlasan,” ungkapnya.
Baca juga: PPIH Siap Sambut Jamaah Haji Indonesia di Madinah, 95 Hotel dan 27 Kali Makan Disiapkan
Prof Nasaruddin Umar membagikan lima pesan utama kepada seluruh petugas PPIH demi menjalankan tugas secara spiritual dan profesional:
1. Sikap ramah
“Selalu tersenyumlah, meski mendapat respon yang kurang baik. Semua wajah yang kita temui adalah milik Allah. Kita dapat mengambil ibrah dari sikap Allah yang dapat bersabar kepada Iblis, yang membangkang perintah-Nya.
2. Ikhlas tanpa pamrih
“Jangan pamer kinerja. Amal baik yang disertai pamer hanya akan mendapat balasan di dunia, bukan di akhirat. Amat merugi lah orang demikian.”
3. Bangun kerja tim yang solid
“Kendalikan ego. Tata kerja haji adalah kerja kolektif, bukan ruang untuk ke-aku-an.”
4. Perbanyak doa di Tanah Haram
“Doakan orang tua, guru-guru, dan semua pihak yang telah berjasa juga Kementerian Agama. Boleh jadi haji tahun ini adalah haji akbar, namun bila tidak, maka berhaji itu sendiri adalah perkara akbar, bukan sekadar status haji akbar.”
5. Bekerja dengan manajerial yang baik
“Tugas harus dilaksanakan disiplin, profesional, dan efisien. Jangan menunda atau ‘terlalu baik’ hingga melupakan tugas pokok.”
Menag RI menutup pengarahannya dengan ajakan untuk menjadi pribadi yang saleh, karena kesalehan akan melahirkan kedisiplinan dan bimbingan langsung dari Allah SWT.
“Saya lebih menekankan pentingnya kesalehan dibanding disiplin semata. Sebab, pribadi yang saleh akan otomatis disiplin.”
"Kegiatan ini menjadi bagian penting dari pembinaan spiritual petugas haji Indonesia agar senantiasa siap lahir batin dalam melayani jemaah di Tanah Suci," pungkasnya.(*)
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.