Haji 2025
Berusia 102 Tahun, Sulaeman Rotte Calon Jemaah Haji Tertua Sulsel Asal Pinrang
Fisik Sulaeman terlihat masih segar, penglihatan dan pendengarannya masih berfungsi dengan baik.
Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG - Usia bukan menjadi kendala untuk menunaikan ibadah haji.
Seperti yang dialami Sulaeman Rotte Bagulu, calon jemaah haji asal Kabupaten Pinrang yang menjadi calon jemaah haji tertua di Sulsel dengan umur 102 tahun.
Sulaeman lahir pada 31 Desember 1922.
Umurnya bahkan lebih tua dari Bendungan Benteng Pinrang yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1936.
Rumah Sulaeman berada di Bacukiki, Kelurahan Kassa, Kecamatan Batulappa, Pinrang.
Saat dikunjungi Tribun-Timur, Rabu (30/4/2025), Sulaeman sedang melaksanakan salat Ashar.
Dia terlihat sangat khusyuk memanjatkan doa.
Keluar dari masjid, Sulaeman bergegas menaiki motor, berboncengan dengan putranya.
"Ponjoki bola, kande beppa (ke rumah makan kue)," ajaknya menggunakan bahasa Bugis Pattinjo.
Fisik Sulaeman terlihat masih segar, penglihatan dan pendengarannya masih berfungsi dengan baik.
Itu terlihat saat dia menaiki tangga rumahnya tanpa jeda.
Baca juga: Sosok Beddu Bin Tuwo Calon Jemaah Haji Tertua Asal Wajo, Kelahiran 1920
Jempol tangannya tak henti menyentuh garis jemarinya sambil berdzikir.
Sulaeman mengatakan, dirinya sangat bersyukur sebagai manusia, masih diberi kesempatan untuk berhaji diumur 102 tahu.
"Bersyukur dikasi umur panjang, kesehatan, ada kesempatan haji," ungkapnya.
Sulaeman masuk dalam rombongan kloter ke-2 calon jemaah haji Kabupaten Pinrang.
Dia mengatakan, dirinya bersama istri Hj Raji (81) memiliki tujuh anak dan saat ini 34 cucu.
Sementara Sulaeman sendiri anak ke enam dari tujuh bersaudara.
Baginya, umur yang diberikan saat ini hanya bonus dari Allah SWT.
Menurutnya, dirinya diberi kesempatan menuntaskan rukun Islam.
"Alhamdulillah, diberi kesempatan selesaikan semua (rukun Islam)," ucapnya.
Sulaeman membeberkan, biaya naik haji merupakan hasil dari kebunnya, beberapa bantuan dari anak-anak.
Dirinya harus menunggu selama 7 tahun untuk mencapai impiannya naik haji.
"7 tahun. Cepat karena tua mo'. Biayanya dari hasil kebun itu dikumpul-kumpulkan, ada juga dibantu sama anak-anak,"ujarnya.
Meski umurnya sudah rentan, Sulaeman masih sering ke kebunnya. Meski, tak sesering saat muda dulu.
Baginya, berdiam diri di rumah justru hanya membuat tubuhnya sakit.
Sehingga dirinya harus tetap melakukan aktivitas berkebun sesekali.
Dia bahkan mengaku tidak pernah masuk rumah sakit.
Namun penyakit yang menyertainya selama ini hanya tekanan darah.
"Justru sakit kalau cuma di rumah. Biasa satu dua kali ke kebun, massempro' (menyemprot)," ujarnya diselingi senyum.
"Tidak pernah masuk rumah sakit, tidak. Itu masuk rumah sakit mungkin kalau menjenguk saudara atau anak. Penyakit cuma tensi biasa naik (tekanan darah tinggi)," lanjutnya.
Sulaeman berharap, perjalanannya untuk menunaikan haji nanti dilancarkan hingga pulang ke Indonesia.
"Sehat-sehat sampai di sana, selesaikan semuanya (rukun). Pulang ke sini sampai selamat sehat-sehat," harapnya diamini keluarga yang menyaksikan.(*)
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.