Kasus Pelecehan Karyawan di Binamu Jeneponto Selesai Damai, Ini Isi Kesepakatannya
Perdamaian itu tertuang dalam surat kesepakatan bersama yang diterbitkan pemerintah kelurahan setempat, Minggu (13/4/2025).
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Kasus dugaan pelecehan oleh pemilik toko, Sayuti (44) terhadap karyawannya, AP (23) di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) berakhir damai.
Perdamaian itu tertuang dalam surat kesepakatan bersama yang diterbitkan pemerintah kelurahan setempat, Minggu (13/4/2025).
Surat itu dijelaskan bahwa Sayuti (44) disebut sebagai pihak pertama dan korban adalah pihak kedua.
Kasus pelecehan itu terjadi pada Jumat (11/4/2025) pukul 18:30 Wita.
Kedua bela pihak telah melakukan musyawarah keluarga dan menyetujui lima kesepakatan.
Berikut uraiannya:
- Pihak pertama meminta maaf kepada keluarga besar dari pihak kedua atas perbuatan pelecehan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya baik terhadap diri pihak kedua maupun terhadap pihak lain.
- Pihak kedua menerima permintaan maaf dari pihak pertama asalkan pihak pertama bersedia untuk tidak masuk ke wilayah dua kelurahan yang ada di Kecamatan Binamu dan Tamalatea untuk selama-lamanya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
- Pihak pertama menerima permintaan dari pihak kedua untuk tidak masuk ke wilayah yang dimaksud untuk selama-lamanya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan sebagai ganjaran atas perbuatannya.
- Pihak pertama apabila dikemudian hari melanggar isi dari kesepakatan bersama tersebut diatas dan tejadi sesuatu hal yang tidak dinginkan termasuk penganiayaan, pengrusakan atau pembongkaran rumah yang ditempati maka keluarga besar pertama tidak akan menuntut baik secara hukum yang berlaku di negara RI maupun secara hukum adat.
- Kedua belah pihak sepakat bahwa apabila dikemudian hari ada keluarga dekat (orangtua, istri dan anak) dari pihak pertama akan di izinkan untuk masuk menghadiri pemakaman dari keluarga dekatnya, kemudian setelah pemakaman maka pihak pertama akan kembali keluar dari wilayah dua kelurahan dimaksud yang terletak di Kecamatan Binamu dan Tamalatea.
Kesepakatan tersebut diatas ditandatangani oleh 24 orang termasuk yang bersangkutan, pihak keluarga dan masing-masing pemerintah setempat.
Sementara proses hukum yang sebelumnya dilaporkan korban ke Polres Jeneponto dinyatakaan berakhir.
"Kemarin sore sudah cabut laporan," kata Kasat Reskrim Polres Jeneponto, Akp Syahrul melalui telepon.
Syahrul enggan berkomentar terkait permintaan korban kepada Sayuti untuk tidak menginjakkan kaki di dua kelurahan dimaksud yang ada di Kecamatan Binamu dan Tamalatea.
Diduga Timbun BBM di Jeneponto, Manager SPBU dan Pemilik Mobil Pikap Mangkir dari Panggilan Polisi |
![]() |
---|
Guru Penanggung Jawab MBG Belum Terima Insentif Rp100 Ribu Per Hari |
![]() |
---|
Dosen Cabul Universitas Muhammadiyah Sinjai hanya Diskors 1 Tahun, Mahasiswa Desak Dipecat |
![]() |
---|
Anggota DPRD Jeneponto Anwar Jaya Prediksi Indonesia Libas Arab Saudi 2-1 |
![]() |
---|
Viral Dugaan Penimbunan BBM di SPBU Jeneponto, Polisi Panggil Pengelola |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.