Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Aswar Hasan

Dampak Media Sosial dalam Kehidupan Generasi Muda

Artinya, ada setidaknya 85-90 persen isi pesan di medsos masuk dalam kategori tidak mendidik yang banyak kita konsumsi itu.

Editor: Sudirman
Ist
Aswar Hasan, Dosen Fisipol Unhas 

Oleh: Aswar Hasan

Dosen Fisipol Unhas
 
TRIBUN-TIMUR.COM - Secara umum, hanya sekitar 10-15 persen isi pesan media sosial yang bersileweran di sekitar kita mengandung nilai edukasi atau tutorial.

Artinya, ada setidaknya 85-90 persen isi pesan di medsos masuk dalam kategori tidak mendidik yang banyak kita konsumsi itu.

Dengan komposisi konten seperti itu, maka menjadi sangat penting bagi kita agar lebih bijak dalam menggunakan medsos, terutama bagi generasi muda kita atau generasi alpha yang berusia di bawah 15 tahun atau yang lahir sekitar  2010 hingga 2024.

Mereka adalah generasi muda yang ditandai dengan ciri: a) sangat terhubung dengan teknologi dan terpapar layar digital sejak dini serta sangat terbiasa dengan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan komputer. b).

Mereka adalah generasi yang multitasking, dengan kemampuan untuk melakukan beberapa tugas sekaligus di layar yang sama. c) Sangat kreatif di medsos. d) Sangat terbuka terhadap keanekaragaman dan ragam budaya. e) Ditandai dengan cara berpikir terbuka, transformatif, dan inovatif. f) Kurang dan tidak peka dalam interaksi sosial di masyarakat.

5 Dampak Medsos

Setidaknya terdapat lima dampak negatif dari medsos terhadap kehidupan mereka,  yaitu;

Pertama, berdasarkan survei UNICEF (2020) menunjukkan bahwa satu dari lima anak mengalami tekanan mental akibat medsos di Indonesia.

Kasus kecemasan, depresi, dan gangguan kesehatan mental pada anak-anak dan remaja meningkat pesat.

Medsos terindikasi sebagai salah satu penyebab utama, dengan faktor utama adalah cyberbullying (bahwa anak-anak sering menjadi korban perundungan digital) dan perbandingan sosial: anak-anak merasa minder atau tidak percaya diri karena membandingkan diri dengan kehidupan "sempurna" yang mereka lihat di media sosial.

Fenomena kedua ini juga erat dengan istilah FOMO (fear of missing out), yakni melihat orang lain beraktivitas atau memiliki pengalaman sosial yang menyenangkan di medsos yang dapat menyebabkan perasaan ketinggalan atau terisolasi, yang memperburuk kesejahteraan emosional anak.

Kedua, terjadi penurunan prestasi akademik sebagai akibat dari tren anak-anak yang semakin banyak menghabiskan waktu di medsos, sehingga waktu belajar berkurang.

Faktor utamanya adalah kecanduan medsos, di mana anak-anak menghabiskan rata-rata 3-6 jam sehari di platform, seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dan gangguan fokus: paparan konten singkat dan cepat membuat anak-anak lebih sulit berkonsentrasi.

Hal ini diperparah dengan kebiasaan scroll up and down yang sangat mudah dalam waktu yang sangat singkat.

Laporan KPAI (2021) menyebutkan bahwa 28 persen kasus penurunan prestasi akademis terkait penggunaan medsos secara berlebihan.

Hal ini juga didukung oleh hasil riset, yang menyatakan bahwa kita rata-rata kehilangan fokus setelah membaca 8-12 detik di media online, sebagai akibat dari medsos.

Belum lagi kebiasaan scanning di medsos, yang mendorong kebiasaan membaca sekilas (skimming) daripada memahami secara mendalam.

Semua ini akan mengakibatkan terjadinya penyakit baru, yaitu penyakit malas berpikir atau “pembusukan” otak yang sangat berbahaya untuk masa depan Indonesia.

Ketiga, eksploitasi dan paparan konten tidak pantas dan tidak bermutu (low quality) yang mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, anak-anak banyak mendapat paparan pada konten eksplisit, pornografi, dan kekerasan.

Faktor utamanya adalah algoritma medsos yang sering menyarankan konten tidak pantas dan minimnya pengawasan orang tua saat menggunakan medsos.

Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) melaporkan bahwa sebanyak 65 persen anak pernah terpapar konten negatif di medsos pada 2023.

Keempat, meningkatnya kasus cyberbullying atau perundungan digital terhadap anak-anak yang terus cenderung meningkat di Indonesia.

Faktor utamanya adalah komentar negatif atau ujaran kebencian di medsos dan penyebaran informasi pribadi tanpa izin.

Menurut laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2022, sebanyak 41 persen anak dan remaja pernah menjadi korban cyberbullying ini.

Kelima, menurut survei Katadata (2023), sebanyak 72 persen anak-anak Indonesia menghabiskan lebih dari empat jam sehari menggunakan medsos. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketergantungan digital (digital addiction) yang dapat menjadi masalah serius (Yandra Arkerman dan Verry SH,  Republika, 4/4/2025).

Langkah Antisipasi 

Media sosial memiliki pengaruh besar bagi generasi muda, baik positif maupun negatif. Untuk mengantisipasi dampak buruknya, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak.

Orang tua dan guru perlu mengawasi serta membimbing anak dalam menggunakan media sosial secara bijak.

Literasi digital harus ditanamkan sejak dini agar generasi muda mampu menyaring informasi dan tidak mudah terpengaruh konten negatif.

Selain itu, pembatasan waktu penggunaan media sosial penting dilakukan untuk mencegah kecanduan.

Generasi muda juga perlu diarahkan untuk lebih aktif berinteraksi secara langsung, mengembangkan kreativitas, dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar, berbagi hal positif, serta pengembangan diri.

Setidaknya diperlukan 10 ( sepuluh); langkah dalam mengupayakan antisipasi,  yaitu:

1. Pendidikan literasi digital sejak dini.

2. Penguatan karakter dan pengendalian diri.

3. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas online anak.

4. Batasi waktu penggunaan media sosial.

5. Dorong aktivitas positif di dunia nyata.

6. Ajarkan berpikir kritis terhadap informasi.

7. Bangun ruang dialog terbuka antara anak dan orang tua.

8. Kampanye bijak bermedia sosial dari sekolah dan pemerintah.

9. Bekali pendidikan Agama khususnya akhlak sejak dini.

10. Terbitkan aturan terkait antisipasi dampak negatif media sosial.  Wallahu a’ Lam bisawwabe'(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved