Kampus
Doktor Asrullah Dipuji Ex Ketua MK Hamdan Zoelva, Deretan Doktor Muda Kejutkan Dunia Akademik
Sebelum pemuda asal Takalar raih doktor di usia muda, ada juga Nyayu Aisyah (25), Ravidho (26), dan Maria Apriliani Gani (24) yang meraih tahun 2024
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva memberikan pujian kepada Asrullah, Tenaga Ahli anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem, Rudianto Lallo.
Asrullah berhasil meraih gelar doktor ilmu hukum pada Program Studi Doktoral Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Jumat (11/4/2025).
Putra asal Takalar ini meraih gelar doktor di usia yang masih sangat muda, 29 tahun.
Asrullah dikenal sebagai aktivis sekaligus cendekiawan muda di bidang hukum tata usaha negara.
Ia berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul “Reformulasi Pengaturan Presidential Threshold dalam Sistem Presidensial Berdasarkan UUD NRI 1945”.
Penguji eksternal dalam sidang ini adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan tokoh hukum, Prof. Hamdan Zoelva, sementara penguji internal terdiri dari Prof. Andi Pangerang Moenta, Prof. Aminuddin Ilmar, Prof. Irwansyah, dan Assoc. Prof. Zulkifli Aspan.
Promotor disertasi Asrullah adalah Prof. Marwati Riza, dengan ko-promotor Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof. Hamzah Halim.
Prof. Hamdan Zoelva memberikan apresiasi kepada Asrullah atas kajian disertasi yang aktual serta kemampuan analisis ketatanegaraan yang mendalam.
Disertasi Asrullah membahas tentang hakikat pengaturan Presidential Threshold dalam sistem presidensial menurut UUD NRI 1945.
Temuan utama disertasi ini menyatakan bahwa ketentuan Presidential Threshold dalam Pasal 222 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu tidak sesuai dengan UUD NRI 1945.
Menurut Asrullah, setiap partai politik seharusnya dapat mengusung calon presiden setelah ditetapkan sebagai peserta pemilu, sesuai dengan mandat konstitusional Pasal 6A Ayat (2) UUD NRI 1945.
Lebih lanjut, Asrullah mengemukakan bahwa untuk mencegah terlalu banyak calon presiden dalam sistem presidensial multipartai, solusi yang diusulkan adalah mengkonsolidasi melalui Parliamentary Threshold atau Electoral Threshold yang proporsional.
Syaratnya adalah memperketat kepesertaan partai politik, demi menjaga konsolidasi sistem presidensial.
Asrullah juga mengusulkan agar Putusan MK No. 62/PUU-XXII/2024 dilengkapi dengan norma kebijakan politik hukum UU Pemilu yang menetapkan ambang batas maksimal jumlah koalisi bagi partai politik peserta pemilu.
Tujuannya adalah untuk menjamin kedaulatan rakyat dan menyediakan alternatif pemimpin nasional yang sesuai dengan amanat UUD NRI 1945.
Hadir dalam sidang promosi ini, Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung, Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo, Pemimpin Umum DPP Wahdah Islamiyah sekaligus Ketua Ulama dan Da'i Asia Tenggara K.H. Dr. Muhammad Zaitun Rasmin, serta keluarga besar PP LIDMI dan sejumlah tokoh lainnya.
Sebelum Asrullah, ada juga Doktor Termuda di berbagai kampus yakni:
Doktor Muda FT UI
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) kembali menganugerahkan gelar doktor kepada salah satu mahasiswa terbaik FTUI, Nyayu Aisyah.
Pada usia 25 tahun, Nyayu dinyatakan lulus pada program Doktor di Departemen Teknik Mesin FTUI setelah menempuh sidang disertasinya yang berjudul “Analisis Dan Optimalisasi Sistem Pompa Panas Dan Pendingin Yang Ramah Lingkungan.”
Nyayu lulus sebagai lulusan program Doktor termuda FT UI dan tercatat sebagai Doktor ke-62 Teknik Mesin UI sekaligus doktor ke-322 FT UI.Ia berhasil pula meraih predikat cumlaude dengan IPK 3.90 dari skala 4.00.
Tidak hanya berhasil meraih gelar doktor dengan predikat terbaik, perempuan asal Palembang, Sumatera Selatan ini juga telah menulis dan mempublikasikan tujuh artikel pada beberapa jurnal internasional yang terindex scopus dan mengikuti 5 konferensi internasional di beberapa Negara.
Salah satu artikelnya, “Solar Absorption Chiller System Performance Prediction based on Principal Component Analysis” telah dipublikasikan Jurnal Case Studies on Thermal Engineering yang terindeks Q1 Scopus.
Selama menempuh pendidikan di UI, Nyayu mengaku membutuhkan sedikit waktu untuk menyesuaikan ritme belajar di UI.
“Di sini atmosfer pendidikan dan riset sangat terasa sekali,” tutur Nyayu. Nyayu diterima di Departemen Teknik Mesin FTUI dibawah bimbingan promotor Prof.Dr.Ir.M Idrus Alhamid dan ko-promotor Dr.-Ing. Ir. Nasruddin, M.Eng.
Selama empat tahun menempuh studi di UI, Nyayu harus menjalani matrikulasi pada tahun pertama, dan berusaha sebaik mungkin agar IPK tetap di atas 3.5, sebagai syarat agar bisa diizinkan lanjut menempuh pendidikan Doktor.
Berbekal semangat dan kerja keras, pada semester ke-3, Nyayu berhasil menyelesaikan studi magister dengan nilai yang sangat memuaskan hingga berhasil melanjutkan studi doktoral.
Topik disertasi yang diangkat oleh Nyayu berkenaan dengan isu energi berbahan dasar fosil yang merupakan energi terbarukan ramah lingkungan.
Nyayu, mencoba untuk membuat satu model baru dengan multiobjektif algoritma genetika untuk mendapatkan kondisi optimal dari sistem yang dimodelkan.
Nyanyu merupakan salah satu dari 4 orang peraih beasiswa PMDSU batch II dari RISTEK DIKTI di FTUI. Beasiswa PMDSU (Program Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) ini sendiri merupakan beasiswa yang ditawarkan bagi lulusan sarjana terbaik di Indonesia untuk melanjutkan kuliah magister hingga doktoral.
Beasiswa ini diberikan oleh pemerintah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas para sarjana sehingga menjadi sarjana yang memiliki daya saing yang cukup kuat.
Program beasiswa ini disusun untuk meningkatkan kualitas pendidikan magister yang ada di Indonesia.
Doktor Muda UGM
Mahasiswa doktor program studi fisika UGM, Ravidho menyabet gelar doktor termuda dan tercepat dengan usia 26 tahun.
Laki-laki kelahiran Teluk Balengkong pada tahun 1998 ini akhirnya mampu menuntaskan studinya dengan penelitian berjudul Validasi dan Pemanfaatan Data Satelit Global Precipitation Measurement untuk Analisis Curah Hujan dan Bencana Hidrometeorologi di Indonesia.
Dengan IPK sempurna yaitu 4,00, Dr. Ravidho Ramadhan, M.Si. ini mampu menempuh studi hanya dengan waktu 2 tahun 10 bulan dan 9 hari.
“Penelitian saya dilakukan untuk melengkapi data dari curah hujan yang masih sangat terbatas datanya. Harapan saya, bisa memberikan manfaat dan kontribusi terhadap mitigasi bencana hidromeologi di Indonesia,” papar Ravidho.
Ravidho merasa senang dan bangga atas pencapaian yang diraihnya. Dirinya merasa bahwa banyak sekali bantuan dari orang-orang di sekitar terutama promotor dalam menyelesaikan penelitian dan studinya. Dalam hal ini, pencapaian lainnya dari sosok yang memiliki hobi membaca dan menonton ini adalah jumlah publikasi yang diterbitkan telah cukup banyak.
Dalam hal ini, Ravidho juga memberikan tips dan trik kepada rekan-rekan mahasiswa di semua jenjang dalam menyelesaikan studi.
“Tugas yang sudah diterima adalah tanggung jawab sehingga harus dikerjakan dan diselesaikan,” papar Ravidho.
Hadirnya sosok inspiratif pada wisuda pascasarjana tersebut harapannya menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa atau peneliti yang sedang berjuang dalam meraih Impian atau menyelesaikan studi dengan kebermanfaatan yang akan dihasilkan.
Dengan ini, kisah Ravidho menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas mengenai pendidikan untuk keberlanjutan di bidang riset dan inovasi hidrometeorologi.
Doktor Muda Universitas Airlangga
Enggan menyia-nyiakan masa muda. Itulah kiranya prinsip yang dipegang oleh Maria Apriliani Gani.
Perempuan kelahiran Minahasa, 9 April 1999 itu resmi menyandang gelar doktor ilmu farmasi termuda di usia yang masih sangat belia, 24 tahun.
Tak hanya lulus doktor di usia yang masih sangat muda, Maria berhasil dinobatkan sebagai wisudawan terbaik jenjang S3 Fakultas Farmasi UNAIR pada wisuda UNAIR, Sabtu (3/6/2023). Tak tanggung-tanggung, ia bahkan lulus dengan perolehan IPK sempurna, 4.00.
Maria bercerita bahwa sejak menempuh studi S1, ia telah menaruh perhatiannya pada dunia penelitian. Ia bahkan kerap mengikuti berbagai ajang penelitian bergengsi tingkat nasional, seperti halnya PKM (program kreativitas mahasiswa).
Dedikasi Maria dalam dunia penelitian patut mendapatkan apresiasi.
Benar saja, ia memperoleh apresiasi berupa beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah (PKPI) dari Kemendikbud-ristek.
Lewat beasiswa itu, ia berkesempatan menapaki Negeri Ginseng untuk melakukan penelitian di Seoul National University selama enam bulan.
Maria juga diamanahi untuk mengerjakan proyek penelitian dengan University of Rennes, Prancis. Bahkan, ia mendapat bantuan mobilitas Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Pemerintah Prancis.
Maria menuturkan, melakukan penelitian di luar negeri bukan perkara mudah. Ia sempat merasa kesulitan beradaptasi dengan budaya baru, meski akhirnya berhasil mengatasi.
Kendati demikian, ia sangat bersyukur karena memperoleh ilmu dan pengalaman baru.
“Di sana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia. Saya juga banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa di antaranya saya terapkan di Indonesia,” ungkapnya.
Maria mengaku sangat senang dan bangga. Pasalnya, ia berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu doktor termuda di Indonesia, tidak lama setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-24.
“Lima hari setelah berulang tahun yang ke-24, saya diyudisium sebagai doktor baru di bidang Ilmu Farmasi. Saya sangat senang karena ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24,” ucap awardee beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) itu.
Dalam studi doktoralnya, Maria melakukan penelitian dan mengembangkan biomaterial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang dengan tujuan mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang impor di Indonesia. Ia berharap, hasil disertasinya dapat menyumbang teori baru di bidang farmasi dan sekaligus dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. (tribun-timur.com/makmur)
Mahkamah Konstitusi
Hamdan Zoelva
Asrullah
Universitas Hasanuddin
Doktor Termuda
Nyayu Aisyah
Ravidho
Maria Apriliani Gani
FIKP Unhas dan China Kerja Sama Tingkatkan Konservasi Laut |
![]() |
---|
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Perikanan FIKP UNHAS, Laksanakan Kolokium |
![]() |
---|
LPMPP Unhas Kenalkan Akreditasi Internasional ASIIN ke 9 Kampus se-Indonesia |
![]() |
---|
Jelang Kuliah Perdana, Rektor Nobel Indonesia Dorong Dosen PPs Wujudkan World Class University |
![]() |
---|
Rizky Febian Sukses Hibur Ribuan Mahasiswa Baru Unimerz |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.