Mubes XII KKSS
Prof Nasaruddin Ungkap 4 Pilar Migrasi Bugis-Makassar, Siri’ Jadi Fondasi Utama
Prof Nasaruddin Umar ungkap empat pilar migrasi Bugis-Makassar, dengan siri’ sebagai dasar utama. Pemaparan dalam Mubes KKSS 2025 di Makassar.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nilai budaya yang terkandung dalam jiwa orang Bugis-Makassar ternyata menjadi penggerak utama lahirnya semangat perantauan.
Hal ini diungkap langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama RI, Prof KH Nasaruddin Umar, dalam forum Musyawarah Besar (Mubes) XII Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Kamis (10/4/2025), di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar.
Di hadapan ratusan tokoh dan perantau Sulsel, Prof Nasaruddin membedah secara filosofis empat latar belakang migrasi orang Bugis-Makassar, yang semuanya berpangkal pada satu kata sakral: siri’—harga diri.
Menurutnya, perantauan orang Bugis-Makassar bukan hanya didorong oleh faktor ekonomi atau petualangan, tetapi juga oleh nilai-nilai kehormatan dan tanggung jawab sosial.
Pertama, Siri’ Masiri, adalah bentuk migrasi untuk menjaga atau meningkatkan martabat pribadi maupun keluarga. Merantau demi keberhasilan dan nama baik, inilah jenis migrasi yang paling mulia.
Kedua, Siri’ Ripakasiri, terjadi saat martabat seseorang diinjak atau dihina di depan umum, keluarganya dilecehkan, atau haknya dirampas.
Dalam kondisi seperti ini, seseorang memilih pergi dari kampung halamannya untuk menyelamatkan harga diri.
Namun, Prof Nasaruddin menekankan pentingnya menyaring nilai-nilai budaya.
Tidak semua bentuk siri’ harus dipertahankan. Siri’ yang bertentangan dengan ajaran Islam dan nilai kemanusiaan harus ditinggalkan.
Tetapi, siri’ yang memperkuat integritas, nasionalisme, dan kehormatan harus dijaga.
• PSBM XXV dan Mubes KKSS Dongkrak Tingkat Hunian Hotel di Makassar
"Siri-siri yang kontradiktif dengan ajaran Islam jangan dipertahankan. Tetapi siri' yang mendukung nasionalisme atau mengangkat martabat kita, itu yang perlu dipertahankan," tegasnya.
Ketiga, Pura Siri’, adalah kondisi saat seseorang kehilangan legitimasi sosial karena melanggar kepercayaan publik.
Prof Nasaruddin mengangkat kisah legendaris Raja Soppeng yang mengundurkan diri karena tidak jujur saat menemukan harta di sawah. Dua tahun gagal panen membuatnya sadar bahwa siri’-nya telah hilang.
Keempat, Mate Siri’ atau Massipa Asu, adalah fase paling rendah dalam martabat Bugis-Makassar.
Seseorang dianggap tak punya kehormatan lagi, bahkan disejajarkan dengan binatang karena kehilangan rasa malu.
Amran Sulaiman, Menteri Pertama Jadi Ketua Umum KKSS |
![]() |
---|
Amran Sulaiman Pimpin KKSS, Aliyah Mustika Ilham: Sulsel Butuh Pemimpin Visioner |
![]() |
---|
Pengurus Baru KKSS Bakal Terima Dana Rp 1,8 Miliar |
![]() |
---|
Deretan Ketua KKSS dari Jenderal hingga Pengusaha, Amran Sulaiman Ketua ke-13 |
![]() |
---|
Pantas Tak Ada Lawan, Daftar Lengkap Provinsi, Pilar, dan Organisasi Banom Dukung Amran Pimpin KKSS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.