Viral Bayi Meninggal Dalam Kandungan di RSUD Lanto Dg Pasewang, Bupati Jeneponto Turun Tangan
Paris menekankan agar tim medis lebih mengedepankan pelayanan santun saat menagani pasien.
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Saldy Irawan
"Kejadiannya jam 10 malam adik saya dilarikan ke RS Lanto Daeng Pasewang Jeneponto karena kesakitan dibarengi lendir dan darah, sampai UGD cek denyut jantung dua kali tidak ketemu lalu perawat UGD infokan ke saya dan keluarga akan di USG," ujar Riska menceritakan kronologi awal.
Upaya USG malam itu atas pernyataan perawat yang menangani.
Kemudian sang pasien dipindahkan ke ruang persalinan sekitar pukul 23:00 Wita.
Disana, denyut jantung pasien tetap tak terdeteksi meski dilakukan pengecekan hingga tiga kali.
"Saya mulai was-was dan minta kepastian bidan tentang USG supaya clear masalahnya apa, sampe jantung tidak terdeteksi, bidan persalinan kemudian telepon dokter obgin wanita," ungkapnya.
"Dan jawaban dokternya kurang lebih 'besok saja USG karena kalau sekarang sudah jam 12 malam lewat dan saya punya anak umur 2 tahun sedang tidur tidak bisa saya tinggalkan," lanjutnya.
Pada pukul 03:00 Wita, Minggu (6/4/2025) pasien mengalami kontraksi kesakitan, infus rembes namun tidak ada satupun petugas medis yang berjaga di bagian persalinan Lontara 2 RSUD Lanto.
Para petugas medis itu diketahui tidur terlelap di ruangan sebelah persalinan.
"Saya, mama saya, adik saya yang cowok bergantian ke sana bangunkan tapi tidak ada respon, tetap tidur, sampai saya teriak gedor pintu karena kesal tapi tetap mereka tidak bangun," sebutnya.
Hingga menjelang pukul 05:00 Wita, seorang bidan datang mengecek pembukaan persalinan sang pasien.
Pasien menurut bidan tersebut, sudah mengalami bukaan empat.
"Disitu saya suruh adek saya istighfar terus lalu saya tinggal sholat subuh ke masjid RS, saya kembali ke ruang persalinan jam 06:00 Wita kurang, adik saya masih kesakitan dan ternyata sudah bukaan 7, karpet bersalin sudah di pasang dan di layani dua bidan lembut dan satu bidan agak kasar," ungkapnya.
Pukul 07:00 Wita, pasien sudah kelelahan mengedan hingga mengalami drop.
"Kemungkinan dia sudah tahu kalau anaknya meninggal di dalam kandungan jadi diduga dia trauma dan drop mentalnya makanya dia mulai kejang, mulut miring berbusa, mata naik dan sekarang masih tidak sadarkan diri di ruang ICU dengan kondisi tubuh dan mental drop," bebernya.
Riska lantas menyayangkan pelayanan petugas medis.
Imbas Konflik Nelayan Bulukumba dan Bantaeng-Jeneponto, Kantor Dinas Kelautan Disegel |
![]() |
---|
Bakul Maulid Akbar Pemkab Jeneponto Tahun Ini Disalurkan ke 15.833 Keluarga Miskin |
![]() |
---|
10 Tahun Berlalu, Natsir Ali Belum Lunasi Proyek Rp1 Miliar di Jeneponto |
![]() |
---|
Kebakaran 6 Rumah di Batang Jeneponto, 30 Ekor Kambing Terpanggang, Kerugian Rp1,1 Miliar |
![]() |
---|
Gaji Anggota DPRD Jeneponto Tak Naik Sejak 2017, Masih Ikut Perbup Lama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.