Menentukan 1 Syawal dengan Tanda Alam, Jamaah An-Nadzir Rayakan Idul Fitri Lebih Awal
Jamaah yang hadir tampak mengenakan jubah hitam dan sorban khas yang digulung di kepala, sebuah ciri yang melekat pada komunitas ini.
TRIBUN-TIMUR.COM - Di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, suasana Idul Fitri terasa lebih dulu bagi Jamaah An-Nadzir.
Minggu (30/3/2025), mereka melaksanakan Salat Idul Fitri 1446 Hijriyah di Masjid Baitul Muqadis dengan penuh kekhusyukan.
Jamaah yang hadir tampak mengenakan jubah hitam dan sorban khas yang digulung di kepala, sebuah ciri yang melekat pada komunitas ini.
Usai Salat Id, Pimpinan An-Nadzir, Ustadz Samiruddin Pademmui, menyampaikan ceramah yang menjelaskan alasan mereka menetapkan 1 Syawal lebih awal dibanding ketetapan pemerintah.
Menurut Ustadz Samiruddin, penentuan Hari Raya dilakukan melalui pengamatan bulan serta tanda-tanda alam.
Ia menjelaskan bahwa mereka mengamati tiga purnama pada tanggal 14, 15, dan 16 Ramadan, serta tiga hari terakhir di bulan Ramadan, yakni tanggal 27, 28, dan 29.
Fenomena gerhana bulan dan gerhana matahari yang terjadi tahun ini menjadi bagian dari pertimbangan mereka.
"Alhamdulillah, Ramadan kali ini sangat istimewa karena terjadi dua fenomena alam, yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari. Gerhana bulan adalah tanda bahwa bulan telah purnama sempurna, sementara gerhana matahari di akhir Ramadan menandakan perpisahan bulan," ujar Ustadz Samiruddin.
Berdasarkan pengamatan ini, mereka meyakini bahwa bulan telah berganti dan 1 Syawal telah tiba.
Selain metode tradisional, Jamaah An-Nadzir juga menggunakan aplikasi sebagai alat bantu dalam menentukan awal dan akhir bulan.
Perbedaan Penetapan Lebaran dengan Pemerintah
Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriyah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Namun, bagi Jamaah An-Nadzir, keputusan mereka merayakan Idul Fitri lebih awal merupakan keyakinan yang telah dijalankan selama bertahun-tahun.
Di tengah perbedaan ini, suasana Lebaran tetap berlangsung dengan damai dan khidmat di tengah komunitas mereka.
Anak-anak berlarian dengan wajah ceria, sementara para jemaah saling bersalaman dan bermaafan, menandai hari kemenangan yang mereka yakini telah tiba.(*)
Pengoplos Gas Elpiji 3 Kg Dibongkar Polisi di Gowa, Ratusan Tabung Disita |
![]() |
---|
46 Pencuri Ditangkap di Gowa Selama 20 Hari Operasi Sikat Lipu 2025 |
![]() |
---|
Sukmawaty Guru PNS Divonis 2 Tahun dan Sattariah 18 Bulan Penjara Kasus Uang Palsu UIN Alauddin |
![]() |
---|
Annar Sampetoding Bantah Dakwaan Uang Palsu: 'Saya Dikriminalisasi' |
![]() |
---|
Sosok Jamaluddin, Penggerak Literasi Lingkungan dari Gowa Sulsel Raih ENSIA Awards 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.