Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kacang Mete Bunly, Dari Sulsel ke Pasar Global dengan Dukungan BRI

Kacang Mete Bunly menonjol berkat kualitasnya yang premium. Produk ini diolah tanpa campuran tepung, pengawet, atau bahan kimia

Editor: Muh. Abdiwan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD ABDIWAN
KACANG METE BUNLY - Ibu Lily Nuryah penggiat UMKM memperlihatkan produk Kacang Mete Bunly hasil kreasinya saat pameran ekonomi syariah beberapa hari lalu 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lily Nuryah, ibu rumah tangga pendiri UMKM Kacang Mete Bunly, memulai perjalanan bisnisnya setelah mengikuti pelatihan Gerakan Kewirausahaan Nasional 2017.

Awalnya, ia menjalankan usaha makanan siap saji, namun pada 2018, ia beralih ke olahan kacang mete setelah melihat potensi pasarnya yang menjanjikan.

“Saya ingin menciptakan produk yang tidak hanya enak, tapi juga bernilai tambah,” ujar Lily saat ditemui Kamis (27/3).

Nama “Bunly” sendiri merupakan singkatan dari “Bunda Lily”, sekaligus mencerminkan kegigihan perempuan dalam membangun usaha.  

Kacang Mete Bunly menonjol berkat kualitasnya yang premium. Produk ini diolah tanpa campuran tepung, pengawet, atau bahan kimia, serta menggunakan biji mete utuh yang diproses secara hati-hati untuk menghilangkan getah.

“Kami gluten-free dan mengutamakan kemasan menarik untuk meningkatkan daya tarik,” jelas Lily. Inovasi terus dilakukan dengan menawarkan varian rasa beragam dan kemasan kreatif, seperti paket kecil hingga premium, untuk memenuhi kebutuhan pasar.  

Strategi pemasaran mereka melibatkan kolaborasi dengan hotel, restoran, kafe, serta partisipasi aktif dalam pameran nasional dan internasional. “Pameran menjadi jembatan untuk memperkenalkan produk ke pasar global,” tambahnya.  

Sejak 2018, BRI menjadi mitra kunci pengembangan UMKM ini melalui pelatihan, pendanaan KUR, dan program branding. Lily adalah satu-satunya perwakilan Sulsel di ajang BRINKUBATOR 2021, yang membuka peluangnya menjadi narasumber di berbagai forum bisnis.

“Pelatihan dari BRI membuka wawasan kami tentang manajemen modern dan ekspor,” ungkapnya. Meski begitu, penetrasi pasar internasional dilakukan secara mandiri melalui kolaborasi dengan stakeholder terkait.  

Selain dukungan BRI, pertumbuhan UMKM seperti Kacang Mete Bunly juga didorong oleh komitmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel dalam meningkatkan akses pembiayaan syariah.

Kepala KPwBI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menyatakan target pertumbuhan pembiayaan syariah di wilayah ini tetap di angka 20 persen pada 2025, menyusul pertumbuhan 19,82 % pada 2024 yang mencapai Rp14,21 triliun.  

“Kami akan gencarkan sosialisasi dan edukasi keunggulan pembiayaan syariah, seperti bebas riba, transparan, dan berprinsip keadilan, baik untuk pengusaha Muslim maupun non-Muslim,” papar Rizki.

Meski tumbuh cepat, cakupan pembiayaan syariah di Sulsel masih 8 % dibandingkan konvensional (92 % ). Upaya ini diharapkan memperluas akses UMKM ke skema pembiayaan alternatif yang sesuai prinsip syariah.  
  
Kacang Mete Bunly kini menembus pasar Singapura, Hong Kong, Mesir, dan Malaysia. Awalnya, tantangan terbesar adalah ketersediaan bahan baku.

“Kami harus memastikan pasokan tetap stabil sambil menjaga kualitas,” kata Lily. Namun, dengan jaringan yang dibangun, mereka berhasil mengatasinya.

Target jangka pendeknya adalah mengekspor satu kontainer penuh dalam 1-2 tahun ke depan.  

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved