Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nasaruddin Umar

Merawat Kemabruran Puasa 22: dari Rahman ke Rahim

Kata rahman dan rahim berasal dari akar kata yang sama, ra-ha-mim (rahima) berarti cinta kasih.

Editor: Sudirman
Tribunnews.com
PUASA RAMADAN - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar melakukan sesi wawancara khusus di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025). Hari ini menteri bicara soal awal puasa Ramadan 2025. 

Oleh: Prof Nasaruddin Umar 

Menteri Agama

TRIBUN-TIMUR.COM - Lafaz basmalah dalam Alquran terulang sebanyak 114 kali dan tidak pernah ada konsep lain selain bismillahirrahman al-rahim.

Kata rahman dan rahim berasal dari akar kata yang sama, ra-ha-mim (rahima) berarti cinta kasih.

Dari akar kata tersebut lahir kata rahman berarti "pengasih" dan rahim berarti "penyayang".

Dua kata ini menjadi populer karena digunakan sekaligus pembuka surah dalam Alquran.

Bi ism Allah al-Rahmanal-Rahim (baca: Bismillahirrahmanirrahim) berarti: Dengan atau atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Secara kebahasaan kedua kata ini sebenarnya memiliki keserupaan makna yaitu cinta kasih.

Hanya kata rahim setimbang dengan fa’;il dalam ilmu sharaf menunjukkan arti lebih dalam dan lebih intensif.

Dalam bahasa Indonesia, kata pengasih dan penyayang penggunaannya sering dipertukarkan (interchangable).

Akan tetapi dalam ilmu tafsir, khususnya dalam kitab-kitab tafsir sufistik (isyari), keduanya dibedakan secara signifikan.

Kata al-Rahman sebagai salahsatu nama Allah SWT diartikan sebagai Maha Pengasih dan al-Rahim sebagai Maha Penyayang.

Al-Ramhman dihubungkan dengan rahmat Allah yang bersifat temporer, tidak permanen, dan bersifat sesaat.

Keadaannya fluktuatif, kadang sangat terasa dibutuhkan dan kadang agak kurang, tergantung pada faktor lain yang ikut menentukannya.

Sedangkan al-Rahim dihubungkan dengan rahmat Allah yang bersifat permanen, kokoh, dan bersifat konstan dan tidak fluktuatif.

Al-Rhaman lebih bersifat generik dan dapat diakses oleh siapa saja, termasuk makhluk selain manusia.

Manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan masing-masing mendapatkan rahmat Allah SWT, seperti rahmat nutrisi, oksigen, dan senyawa kimia lainnya yang diperlukan
dalam kehidupan, termasuk air dan oksigen.

Untuk manusia, siapapun berhak mendapatkan rahmat rahmaniyah-Nya, tanpa dibedakan jenis kelamin, usia, etnik, dan agama.

Bahkan termasuk orang-orang kafir. Sedangkan al-Rahim sepesifik untuk hamba-Nya yang taat dan setia mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Orang-orang yang kufur dan bergelimang dosa sulit mengakses rahmat rahimiyyah Allah SWT.

Kalangan ulama tafsir berpendapat rahmat rahmaniyyah hanya bisa dirasakan di dunia, itupun kadang waktunya sangat singkat. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved