Syiar Ramadhan 2025
Nuzulul Qur'an
Berbicara tentang Nuzulul Qur'an, ada dua istilah menarik yang dapat kita kaji dalam Al-Qur'an, yaitu Anzala dan Nazzala.
Oleh:
Ustaz Kamaruddin Mustamin
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Tradisi masyarakat Indonesia pada malam ke-17 Ramadhan adalah memperingati malam Nuzulul Qur'an.
Biasanya, panitia masjid lebih kreatif dengan mengadakan lomba-lomba.
Hal ini menunjukkan betapa besar kecintaan kita terhadap Al-Qur'an.
Berbicara tentang Nuzulul Qur'an, ada dua istilah menarik yang dapat kita kaji dalam Al-Qur'an, yaitu Anzala dan Nazzala.
Perbedaan antara kedua kata ini cukup signifikan.
Ketika Al-Qur'an menggunakan kata Anzala, itu menunjukkan bahwa Al-Qur'an turun secara langsung sekaligus, dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah.
Artinya, Al-Qur'an turun sekaligus dalam satu waktu.
Baitul Izzah ini adalah tempat tawafnya para malaikat dan yang menjaganya adalah Allah SWT.
Sedangkan kata Nazzala adalah ayat-ayat yang turun secara berangsur-angsur.
Al-Qur'an turun selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
Para ulama menyimpulkan bahwa periode turunnya Al-Qur'an adalah sekitar 23 tahun.
Al-Qur'an terdiri dari 30 juz, 114 surah, dan 6.666 ayat.
Turunnya Al-Qur'an terbagi menjadi dua periode, pertama di Mekkah yang disebut ayat Makkiyah dan kedua di Madinah yang disebut ayat Madaniyah.
Inilah yang biasa diperingati oleh umat Islam di Indonesia setiap malam ke-17 Ramadhan.
Menariknya, setelah kita kaji lebih dalam, dari 6.666 ayat, titik simpulnya terdapat pada Surah Al-Fatihah.
Intisari dari Surah Al-Fatihah ini mencakup tiga hal, akidah, syariah, dan akhlak.
Pada ayat 1, 2, dan 3 Surah Al-Fatihah, pembahasan lebih banyak tentang akidah.
Pada ayat ke-5, membicarakan tentang syariah, sedangkan ayat 6 dan 7 berbicara tentang akhlak.
Tiga dimensi ini merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Di bulan Ramadhan ini, mari kita perkuat akidah, syariah, dan akhlak.
Adab itu lebih utama daripada ilmu.
Ada orang yang memiliki ilmu tinggi, namun kurang dalam adabnya.
Oleh karena itu, Imam Syafi'i lebih mengutamakan belajar adab daripada ilmu.
Di bulan Ramadhan ini, selain kita membaca Al-Qur'an, mari kita merenungkan maknanya agar dapat menjadi pedoman hidup dan memberi dampak positif dalam kehidupan sosial kita.(*)
Laporan Mahasiswa Magang IAIN Parepare, Ulfa Ali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.