Nasaruddin Umar
Merawat Kemabruran Puasa 16: Dari Khauf ke Khasyyah
Akan tetapi di dalam Bahasa Arab, keduanya dapat dibedakan pengertiannya. Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya dengan kosa kata (mufradat).
Oleh: Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
Menteri Agama
TRIBUN-TIMUR.COM - Ikhauf dan khasyah dapat diartikan dengan takut di dalam bahasa Indonesia.
Akan tetapi di dalam Bahasa Arab, keduanya dapat dibedakan pengertiannya. Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya dengan kosa kata (mufradat).
Itulah sebabnya ada kesulitan di dalam menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa apapun.
Bahasa Arabnya “cinta” ada 14 kosa kata, mulai dari cinta monyet sampai pada cinta Ilahi.
Akan tetapi jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia semuanya bisa diartikan dengan cinta.
Contoh lain, kata “jika” padanannya di dalam bahasa Arab ada tiga kosa kata, yaitu: idza, lau, dan in.
Jika suatu keadaan yang digambarkan 99,9 persen kemungkinannya akan terjadi maka digunakan kata idza.
Sebaliknya jika suatu keadaan 99,9 persen kemungkinannya tidak akan terjadi maka digunakan kata lau.
Jika separuh-separuh kemungkinannya akan terjadi maka digunakan kata in.
Contoh lain, duduk yang tadinya berdiri kosa kata Arabnya jalasa dan duduk yang tadinya tidur kosa kata Arabnya qa’ada.
Kata jalasa dan qa’ada keduanya diindonesiakan dengan kata duduk.
Kata khauf yang berasal dari akar kata khafa berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu adalah makhluk seperti harimau, ular, tsunami, gempa bumi, hantu, dll.
Contoh penggunaannya di dalam Alquran ialah: “Berkata Yakub; "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya." (Q.S. Yusuf/12:13).
Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah srigala, karena itu digunakan kata akhafa.
Menag Nasaruddin Umar: As’adiyah Macanang Tumbuh Pesat Sejak Sebelum Saya Menjabat |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 29: Dari Salam, Islam, dan ke Istislam |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 28: Dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 27: Dari Wirid ke Warid |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 26: Dari Ta’abbud ke Isti’anah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.