Nasaruddin Umar
Merawat Kemabruran Puasa 14: Dari al-Taib Menuju al-Tawwab
Termasuk meningkatkan kualitas pertobatan seiring dengan bertambahnya dosa dan kesalahan yang dilakukan hamba-Nya.
Oleh: Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
Menteri Agama
TRIBUN-TIMUR.COM - Setiap umat Islam diminta untuk senantiasa meningkatkan dan meng-upgrade keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
Termasuk meningkatkan kualitas pertobatan seiring dengan bertambahnya dosa dan kesalahan yang dilakukan hamba-Nya.
Di antara kualitas itu ialah peningkatan dari kualitas pertobatan Al-taib menuju ke kualiutas al-tawwab.
Al-Tawwab dan al-taib berasal dari akar kata yang sama (Arab: Taba-yatubu berarti kembali).
Dari akar kata ini membentuk kata al-taib (ism fa’il) yang dalam istilah agama Islam berarti orang-orang yang kembali ke jalan yang benar setelah malang melintang di dalam dunia kegelapan dosa dan maksiyat.
Ia kembali kepada jalan Tuhan setelah melakukan zig-zag ke jalan iblis.
Dari akar kata yang sama juga terbentu kata al-tawwabin dalam istilah tasawuf berarti orang-orang yang bolak-balik kembali ke jalan yang benar karena dipicu oleh penyesalan yang mendalam disertai ketakutan akan murka Tuhan.
Beda antara keduanya ialah, al-taibin hanya sekali atau sesekali melakukan pertobatan diri.
Ia seolah-olah membiarkan dirinya terbuai dengan godaan dosa karena mereka yakin pada saatnya pasti akan kembali (taib) ke jalan kebenaran.
Dosa dan maksiyatnya dibiarkan bertumpuk dengan harapan nanti sekalian tobat di masa-masa mendatang jika sidah segalanya sudah berubah.
Sedangkan al-tawwabin setiap kali melakukan dosa, termasuk dosa paling ringan sekalipun, ia selalu kembali dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
Ia sadar betul bahwa ajal bisa datang tiba-tiab tanpa persiapan sebelumnya, karena itu, ia selalu berusaha untuk selalu kembali (tawwab) setiapkali ia melakukan dosa/maksiyat.
Di dalam Alquran Allah SWTmenjanjikan cinta dan kasih saying kepada orang-orang yang bolak-balik selalu bertobat (al-tawwabin).
Menag Nasaruddin Umar: As’adiyah Macanang Tumbuh Pesat Sejak Sebelum Saya Menjabat |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 29: Dari Salam, Islam, dan ke Istislam |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 28: Dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 27: Dari Wirid ke Warid |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa 26: Dari Ta’abbud ke Isti’anah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.