Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nasaruddin Umar

Merawat Kemabruran Puasa 11: Hikmah Dibalik Penolakan Doa

Akan tetapi tidak semua doa itu diijabah oleh-Nya. Apa arti di balik pengabulan dan penerimaan sebuah doa?

Editor: Sudirman
Tribunnews.com
PUASA RAMADAN - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar melakukan sesi wawancara khusus di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025). Hari ini menteri bicara soal awal puasa Ramadan 2025. 

Oleh: Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

Menteri Agama 

TRIBUN-TIMUR.COM - Setiap orang selalu memohon, agar doanya diijabah Allah SWT.

Akan tetapi tidak semua doa itu diijabah oleh-Nya. Apa arti di balik pengabulan dan penerimaan sebuah doa?

Apakah pengabulan doa berarti tanda cinta Tuhan atau sebaliknya? Atau penolakan doa berarti tanda benci Tuhan terhadap diri kta?

Tidak banyak orang memahami bahwa penolakan sebuah doa yang sudah dipanjatkan secara khusyuk dan berkali-kali justru akan menjadi modal utama bagi
yang bersangkutan untuk menolak bala dan menjadi cadangan amunisi untuk mempertahankan rahmat dan karunia Allah SWT.

Seandainya dibukakan apa hikmah di balik penolakan doa maka mungkin di antara kita lebuh banyak bersyukur akan penundaan pengabulan doa itu.

Penolakan atau tertundanya sebuah doa boleh jadi disebabkan karena beberapa hal antara lain sebagai berikut:

Pertama, Allah SWT mencintai hamba yang bersangkutan, karena itu Ia menolak permohonannya.

Yang bersangkutan diminta untuk ke langit dan dilangit pasti lebih banyak pilihan yang maha baik disbanding apa yang dimohonkannya di bumi.

Allah SWT tidak ingin mengabulkan permohonan itu agar yang bersangkutan tidak asyik bermain dan menikmati hasil doanya lalu lupa naik ke langit.

Kita terkadang menanggapi seorang pemohon dengan memberikan permintaannya segera agar dia tidak datang lagi.

Kedua, Allah SWT memandang yang bersangkutan tidak terlalu penting baginya apa yang dimohonnya.

Permohonan itu lebih dibutuhkan oleh anak-anak atau cucu kesayangannya di kemudian hari.

Ia hanya menjadikannya sebagai kebutuhan sekunder sedangkan anak dan atau cucunya menjadikannya sebagai kebutuhan primer, sehingga Allah SWT tidak menurunkannya
kepada tetapi kepada anak atau cucunya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved