Ramadan
Masjid Toea Baitul Maqdis Sanrobone Saksi Bisu Penyebaran Islam di Takalar
Mesjid Toea Baitul Maqdis Sanrobone terletak di Dusun Sanrobone, Desa Sanrobone, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar.
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Masjid Toea Baitul Maqdis Sanrobone menjadi menjadi salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan.
Bahkan, ada versi cerita yang mengatakan masjid ini lebih tua dari masjid paling tua yang diakui saat ini, Masjid Tua Katangka (1603 M), di Kabupaten Gowa.
Mesjid Toea Baitul Maqdis Sanrobone terletak di Dusun Sanrobone, Desa Sanrobone, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar.
Lokasinya berjarak sekitar 45 kilometer dari Kota Makassar.
Bangunan mesjid ini berbentuk persegi, di mana pada bagian luar, terhampar halaman yang luas, pagar yang tinggi, tempat parkir, dan menara yang menjulang ke atas.
Sementara untuk bagian dalam, terdapat lagi ruang persegi lebih kecil, dengan luas 10 kali 10 meter.
Ruangan persegi kecil ini adalah luas masjid yang sebenarnya--luas masjid saat pertama kali dibangun.
Pada bagian tengah persegi kecil terdapat empat tiang penyangga utama.
Baca juga: Sejarah Masjid Jami Tua Palopo yang Kini Berusia Lebih 400 Tahun
Imam Dusun Sanrobone, Abdul Razak mengatakan bahwa berdasarkan manuskrip, dahulunya hanya satu tiang sebagai penyangga.
"Satu ji pada awalnya, kemudian direnovasi menjadi empat, lalu kembali menjadi satu, dan direnovasi kembali menjadi empat seperti saat ini," katanya, diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).
"Dulu juga dindingnya dari kayu dan atapnya dari lontar," sambungnya.
Selainnya, di dalam masjid terdapat mimbar dan ruang khusus untuk imam
Pagar dan tembok luar masjid mayoritas dicat hijau. Sementara pada bagian dalam mayoritas dicat putih.
Abdul Razak, melanjutkan, bahwa masjid ini dibangun oleh Datuk Mahkota atau Sultan Pagaruyun.
Datuk Mahkota adalah ulama dari Minangkabau, Sumatera Barat yang datang ke Sanrobone untuk menyebarkan Islam.

Dalam penuturan Abdul Razak, Datuk Mahkota tiba di Sanrobone pada tahun 1510.
Setelah itu kemudian Datuk Mahkota menetap dan dimakamkan di wilayah Sanrobone.
Pada masa hidup Datuk Mahkota inilah, diduga masjid tua Sanrobone ini dibangun.
Masjid Tua Sanrobone kemudian dirawat dan direnovasi oleh keturunan selanjutnya.
Saat ini, Masjid Tua Sanrobone tetap digunakan sebagai tempat ibadah.
Selain itu, digunakan juga sebagai tempat pelaksanaan peringatan keagamaan besar seperti maulid dan peringatan isra mi'raj, dan juga kegiatan sosial seperti kegiatan remaja mesjid dan majelis ta'lim.
Salah satu bagian tertua dari masjid ini yang masih bertahan adalah sumur.
Sumur ini terletak di depan tembok depan bagian kiri.
Abdul Razak mengatakan sumur ini berfungsi sebagai tempat mengambil air wudhu.
"Dari dulu, dan sampai sekarang masih," katanya.
Selain sebagai tempat wudhu, sumur ini kerap juga digunakan untuk prosesi mappacing dalam adat pernikahan orang Makassar.
Karena nilai sejarahnya, Masjid Tua Sanrobone banyak dikunjungi tokoh-tokoh politik.
Dari bupati, gubernur, anggota DPR RI, sampai pejabat perguruan tinggi dari Malaysia pernah berkunjung ke sini.
"Pernah datang berkunjung Zainal Arifin Paliwang Gubernur Kalimantan Utara," kata Abdul Razak menyebut salah satunya.(*)
FIFGROUP Berbagi Takjil di Berbagai Mesjid di Watampone Bone |
![]() |
---|
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Makassar 23 Maret 2025 atau 23 Ramadan |
![]() |
---|
Guyuran Hujan Tak Surutkan Semangat Murid SDIT Ash Shaff Takalar Berbagi Takjil |
![]() |
---|
Buka Puasa Bersama Munafri Arifuddin, HDCI Makassar Bagikan 1000 Sembako ke Petugas Kebersihan |
![]() |
---|
Kejar Malam Lailatul Qadar, Jamaah Masjid Agung Enrekang Gelar Itikaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.