Opini Ramadhan
3 Level Puasa dari 2 sisi
Puasa pedagang, berpuasa karena iming-iming pahala. Konsep ini dinamakan ar raja’.
Oleh: Dai Songkok Recca Makassar Sabaruddin Lc
Guru Agama Sekolah Islam ATHIRAH
TRIBUN-TIMUR.COM - Kuantitas puasa bisa sama. Tapi kualitas puasa bisa berbeda. Tergantung cara “as-Shaum”, menahan hal-hal yang membatalkan puasa. Baik dari segi syarat sah maupun yang membatalkan pahala puasa.
Puasa perlu monitoring secara lahir dan batin. Adapun kwalitas ibadah puasa ini bisa dilihat berdasarkan tingkatan atau level puasa seseorang
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tingkatan dalam berpuasa. Shaumul awam (basic), shaumul khusus( intermedite), dan shaumul khawa khusus (Advance).
Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang manarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang khususil khusus.
Level pertama jika seseorang yang berpuasa hanya menjaga dirinya dari hal-hal yang membatalkan puasa
Level kedua disamping menjaga dari hal-hal yang mebatalkan puasa juga menjaga panca indra dari hal-hal yang membatalkan pahala Puasa Level yang ketiga disamping menjaga hal-hal yang membatalkan puasa dari segi syarat sah dan juga yang membatalkan pahala puasa akan tetapi mampu menjaga hati yang senangtiasa terpaut dengan Allah.
Semoga level puasa yang kita jalankan bisa sampai level yang paling tinggi yaitu khassul khawas dengan perbanyak doa supaya istiqomah dalam ibadah.
Jika melihat substansi puasa, bukan hanya sampai tujuan taqwa. Ada tujuan paling tinggi. Membentuk pribadi yang pandai bersyukur.
Tujuan puasa itu terlihat di penghujung ayat surah Al-Baqarah Ayat 185 “Agar menjadi hamba yang pandai bersyukur”.
Ulama mengklasifikasikan level puasa menjadi tiga seperti level puasa yang dikemukakan Imam Ghazali hanya saja hanya saja dengan analisa berbeda.
Level puasa dari sisi penerimaan hamba kepada Tuhannya. Ada seperti hamba sahaya, pedagang, dan juga orang merdeka.
Seseorang yang berpuasa karena rasa takut Azab Allah, maka layaknya hamba sahaya kepada tuannya. Kualitas puasa karena ketakutan seperti ini hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Konsep yang pertama ini disebut puasa khauf.
Puasa pedagang, berpuasa karena iming-iming pahala. Konsep ini dinamakan ar raja’.
Level yang pertama dan kedua itu terdapat dalam setiap doa yang dipanjatkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.