Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Masjid Tertua Maros

Masjid Tertua Maros ‘Urwatul Wutsqa’ Bukti Penyebaran Islam, Dibangun Tahun 1854

Masjid Urwatul Wutsqa, masjid tertua di Maros, berdiri sejak 1854 dan jadi simbol penyebaran Islam di Sulawesi Selatan.

|
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Nurul Hidayah/Tribun Timur
MASJID TERTUA MAROS -  Masjid Urwatul Wutsqa, yang terletak di Kelurahan Boribellayya, Kecamatan Turikale merupakan masjid tertua di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Masjid yang berdiri 5 Oktober 1854 ini, menjadi bukti penyebaran Islam di Kabupaten Maros. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROSMasjid Urwatul Wutsqa di Kelurahan Boribellayya, Kecamatan Turikale, merupakan masjid tertua di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Masjid  didirikan pada 5 Oktober 1854 ini menjadi bukti penyebaran Islam di Kabupaten Maros.

Nama "Urwatul Wutsqa" berarti tali yang tidak terputus, melambangkan kesinambungan ajaran Islam yang diwariskan dari Nabi Muhammad hingga saat ini.

Pengurus Masjid, A.M. Riza Daeng Paremma, mengatakan bahwa masjid ini awalnya hanya sebuah langgar yang didirikan pada masa pemerintahan I Muhammad Yunus Daeng Mumang Karaeng Turikale II.

Langgar tersebut menjadi tempat pelaksanaan salat Jumat pertama di Kabupaten Maros.

“Oleh Kadhi Maros I, Sayyid Amrullah Assaqaf Daeng Mambani Matinroe ri Labuang, dicatatkan bahwa pelaksanaan salat Jumat pertama dilakukan di langgar ini pada tanggal 14 Oktober 1854,” ujarnya.

Masjid Urwatul Wutsqa dibangun secara permanen pada tahun 1872 oleh Karaeng Turikale IV, La Sanrima Daeng Parukka Syekh Abdul Qadir Djailani.

Masjid ini kemudian dipindahkan ke arah selatan.

Riza menjelaskan bahwa masjid ini memiliki arsitektur masjid makam, yaitu masjid yang menyatu dengan makam pendirinya.

Masjid ini memiliki tiga bagian utama: dua bagian digunakan untuk beribadah, dan satu bagian lagi untuk makam pendiri masjid.

“Arsitekturnya adalah masjid makam, di mana masjid dan makam merupakan satu kesatuan,” jelasnya.

Ia menambahkan, masjid ini juga memiliki sebuah pendopo yang berfungsi sebagai tempat pengajaran Islam dan musyawarah para petinggi kerajaan pada masa itu.

Sekretaris Lembaga Adat Kekaraengan Maros ini menyebutkan bahwa arsitektur masjid ini masih terjaga dengan baik.

“Tercatat masjid ini hanya pernah direnovasi satu kali, pada tahun 1994-1998, pada masa pemerintahan Bupati Maros, Nasrun A Amrullah,” tambahnya.

Masjid ini memiliki 11 pintu utama, yang melambangkan penggabungan jumlah rukun Islam dan iman. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved