Syiar Ramadhan 2025
Ramadhan: Bulan Perubahan Diri
Hendaknya seorang diri, seorang individu, sebuah masyarakat, sebuah komunitas hendaknya melihat memandang dirinya kira-kira apa yang dilakukan esok.
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
Oleh:
Ustaz Kamaruddin Mustamin
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam Al-Qur'an Allah berfirman Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha waltandhur nafsum ma qaddamat lighat, wattaqullah, innallaha khabirum bima ta'malun.
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaknya seorang diri, seorang individu, sebuah masyarakat, sebuah komunitas hendaknya melihat memandang dirinya kira-kira apa yang dilakukan hari esok.
Jadi ada yang menarik di sini tentang tafsiran lighat.
Kata ulama lighat itu ada dua tafsiran yang pertama setelah hari ini setelah tahun ini, kedua lighat itu setelah dunia ini sudah lenyap, sudah tiada dalam arti hari akhirat.
Ramadan ini adalah bulan introspeksi diri melakukan perubahan terhadap diri kita.
Jangan sampai kita terlena dalam kehidupan dunia ini, kita gagal merencanakan diri kita masa akan datang.
Oleh karena itu perlu kita introspeksi diri atau muhasabah.
Mungkin selama ini kita lalai dalam beribadah, kita lalai dalam membangun kontrak sosial.
Apakah dia seorang pemimpin terhadap rakyatnya dia terlena di jabatannya itu bulan Ramadan ini adalah bulan introspeksi diri.
Seorang istri mungkin gagal komunikasi dengan suami, begitu juga suami terhadap istrinya.
Mungkin juga orang tua lalai mendidik anaknya, sibuk di kantor tidak memperhatikan anaknya.
Nah bulan Ramadan ini adalah bulan introspeksi diri, bulan merencanakan diri kita untuk menjadi yang terbaik untuk semakin dekat kepada Allah SWT.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.