Ekonom Unismuh Makassar Ungkap Penyebab Isu Penarikan Uang di Bank Imbas Danantara
Ekonom Unismuh Makassar, Abdul Muttalib Hamid, jelaskan penyebab isu penarikan uang di bank terkait kehadiran Danantara.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abdul Muttalib Hamid, menanggapi isu penarikan uang di bank terkait kehadiran Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menurutnya, bank run atau penarikan dana massal terjadi ketika nasabah berbondong-bondong menarik uang tunai karena ketakutan bank akan kolaps.
Fenomena ini sering dipicu oleh isu negatif seperti hoaks atau kinerja buruk bank.
Kejadian serupa juga bisa terjadi akibat krisis ekonomi (seperti resesi atau inflasi tinggi) dan skandal internal (seperti fraud atau korupsi).
Muttalib menyebut, fenomena ini akan memberikan dampak sistemik, seperti krisis likuiditas dan bank kehilangan kemampuan untuk memenuhi permintaan nasabah.
“Ada juga efek domino, di mana guncangan kepercayaan bisa menjalar ke sektor keuangan lain,” ujarnya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Rabu (26/2/2025).
Fenomena ini pun memicu intervensi pemerintah, LPS, dan OJK yang akan turun tangan dengan suntikan dana atau likuidasi.
Muttalib menjelaskan bahwa Danantara sebagai institusi baru membawa dua sisi mata uang.
Potensi positifnya mencakup inovasi digital, layanan cepat berbasis teknologi, persaingan sehat, bunga simpanan lebih tinggi, dan biaya transaksi rendah.
Kehadirannya juga berpotensi meningkatkan inklusi keuangan dan menjangkau segmen yang terabaikan oleh bank konvensional.
Namun, potensi negatifnya termasuk risiko terhadap stabilitas karena manajemen Danantara yang belum teruji dalam tekanan ekonomi.
Selain itu, ada celah pengawasan karena sistem keamanan dan kepatuhan yang mungkin belum matang.
Kerentanan terhadap hoaks juga tinggi, karena lembaga baru mudah menjadi sasaran isu tidak bertanggung jawab.
Muttalib menambahkan, isu Danantara mengingatkan pentingnya kehati-hatian dan literasi keuangan.
Masyarakat diminta untuk proaktif memverifikasi informasi dan memahami risiko sebelum bertindak.
“Kolaborasi antara otoritas, pelaku industri, dan nasabah adalah kunci untuk menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia,” tambahnya. (*)
Nasib Nakes Pemprov Sulsel Dimutasi Massal, Ketua PPNI: Saya Baru Tahu Infonya |
![]() |
---|
RT Sekaligus Petugas Kebersihan, Riadi Layani Warga Tanpa Libur |
![]() |
---|
Bina Semangat Kekeluargaan, FISIP Unismuh Gelar Family Gathering di Bira Bulukumba |
![]() |
---|
169 RT dan 45 RW di Wajo 'Menjerit', Insentif Menunggak Dua Bulan |
![]() |
---|
Sulsel Genjot Pembentukan TTIS di 22 Daerah, Target Rampung September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.